GAJAH MADA
v Asal-usul Gajah Mada
Gajah Mada adalah seorang maha patih amungkubumi yang sangat terkenal dengan sumpah pemudanya yang diucapkan oleh Gajah Mada di hadapan ratu Majapahit Tribuwana Tunggadewi dengan disaksikan oleh para menteri dan pejabat-pejabat lainnya. Inti dari sumpah pemuda tersebut adalah keinginan Gajah Mada yang ingin mempersatukan nusantara di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit.
Dari penjelasan sekilas diatas tentang Gajah Mada tentu kita akan bertanya-tanya tentang siapakah Gajah Mada itu? Kapan dan dimana Gajah Mada dilahirkan? Siapa orang tuanya? Dan tentu saja kapan dan dimana Gajah Mada meninggal dunia?
Itulah sebagian pertanyaan yang mungkin masih menjadi misteri sampai sekarang ini. Tetapi ada beberapa informasi mengenai hal diatas meskipun kebenarannya masih diragukan. Berikut ini sebagian informasi yang saya dapat dari berbagai
sumber.
- Gajah Mada versi Lamongan
Menurutnya, ada sejumlah cerita rakyat (folklore) yang umum dikisahkan di wilayah pedalaman Lamongan mengenai keberadaan patih yang terkenal dengan Sumpah Palapanya tersebut di Lamongan. Cerita rakyat itu menuturkan bahwa Gajah Mada adalah anak kelahiran Desa Mada (sekarang Kecamatan Modo/Lamongan). Di era Kerajaan Majapahit, wilayah Lamongan bernama Pamotan. Berdasar cerita rakyat itu pula, Gajah Mada adalah anak Raja Majapahit secara tidak sah (istilahnya Lembu Peteng atau Anak Haram) dengan gadis cantik anak seorang Demung (Kepala Desa) Kali Lanang. Anak itu dinamai Joko Modo atau jejaka dari Desa Mada. Diperkirakan kelahirannya sekitar tahun 1300. selanjutnya oleh kakek Gajah Mada yang bernama Empu Mada, Joko Modo dibawa hijrah ke Desa Cancing/Ngimbang. Wilayah yang lebih dekat dengan Biluluk, salah satu Pakuwon di Pamotan, benteng Majapahit di wilayah utara. Sementara benteng utama berada di Pakuwon Tenggulun/Solokuro.
“Salah satu bukti fisik bahwa Gajah Mada lahir di Lamongan adalah adanya situs kuburan ibunda Gajah Mada di Desa Ngimbang. Menurut kepercayaan setempat, situs yang sampai sekarang masih ada itu masih dikeramatkan oleh sebagian warga. Anak muda bernama kecil Joko Modo, berbadan tegap, jago kanuragan serta berilmu tinggi didikan Empu Mada itulah yang kemudian disebut sebagai Gajah Mada. Dia kemudian diterima menjadi anggota Pasukan Bhayangkara (pasukan elit pengawal raja) di era Prabu Jayanegara.
“Salah satu bukti fisik bahwa Gajah Mada lahir di Lamongan adalah adanya situs kuburan ibunda Gajah Mada di Desa Ngimbang. Menurut kepercayaan setempat, situs yang sampai sekarang masih ada itu masih dikeramatkan oleh sebagian warga. Anak muda bernama kecil Joko Modo, berbadan tegap, jago kanuragan serta berilmu tinggi didikan Empu Mada itulah yang kemudian disebut sebagai Gajah Mada. Dia kemudian diterima menjadi anggota Pasukan Bhayangkara (pasukan elit pengawal raja) di era Prabu Jayanegara.
- Gajah Mada versi Bali
Gajah Mada versi Bali berdasarkan lontar yang berjudul “Babad Gajah Maddha”. Secara garis besar lontar babad Gajah Maddha tersebut berisikan
1. Asal Usul Gajah Mada
2. Gri Kresna Kapakisan dalam hubungannya dengan raja-raja Majapahit
3. Emphu keturunan pada waktu memerintah di Bali
Berikut ringkasan Isi Teks Lontar Babad Gajah Maddha.
Alkisah ada sepasang suami istri yang disucikan untuk menjadi pendeta oleh Mpu Ragagunting. Setelah disucikan lalu kedua suami istri tersebut diberi nama Mpu Curadharmayogi dan istrinya bernama Patni Nuriratih. Kedua pendet tersebut melakukan Bharata (disiplin) Kependetaan yaitu : Sewala-brahmacari” artinya setelah menjadi pendeta suami istri tersebut tidak boleh berhubungan sex layaknya suami istri lagi. Pada suatu hari Patni Nariratih mengantarkan santapan untuk suaminya ke asrama di gili madri, tetapi sayang pada saat hendak menyantap makanan tersebut air minum yang disediakan tersenggol dan tumpah (semua air yang telah dibawa tumpah), sehingga Mpu Curadharmayogi mencari air minum lebih dahulu yang letaknya agak jauh dari tempat itu arah ke barat. Dalam keadaan Patni Nariratih seorang diri diceritakan timbulah keinginan dari Sang Hyang Brahma untuk bersenggama dengan Patni Nariratih . Sebagai tipu muslihat segerah Sang Hyang Brahma berganti rupa (berubah wujud, “masiluman" ) berwujud seperti Mpu Curadharmayogi sehingga patni Nariratih mengira itu adalah suaminya. Segera Mpu Curadharmayogi palsu (Mayarupa) merayu Patni Nariratih untuk melakukan senggama. Tetapi , keinginan tersebut ditolak oleh Patni Nariratih. Oleh karena sebagai pendeta sewala-brahmacari sudah jelas tidak boleh lagi mengadakan hubungan sex,oleh karena itu Mpu Curadharmayogi palsu tersebut memperkosa Patni Nariratih. Setelah kejadian tersebut maka hilanglah Mpu Curadharmayogi palsu,dan datanglah Mpu Curadharmayogi yang asli (Jati). Patni Nariratih menceritakan peristiwa yang baru saja menimpa dirinya kepada suaminya dan akhirnya mereka berdua menyadari,bahwa akan terdjadi suatu peristiwa yang akan menimpa meraka kelak. Kemudian ternyata dari kejadian yang menimpa Patni Nariratih akhirnya mengandung. Menyadari hal yang demikian tersebut mereka berdua lalu mengambil keputusan untuk meninggalkan asrama itu,mengembara ke hutan-hutan ,jauh dari asramanya tidak menentu tujuannya,hingga kandungan patni Nariratih bertambah besar. Pada waktu mau melahirkan mereka sudah berada didekat gunung Semeru dan dari sana mereka menuju kearah Barat Daya, lalu sampailah disebuah desa yang bernama desa Maddha. Pada waktu itu hari sudah menjelang malam dan Patni Nariratih sudah hendak melahirkan,lalu suaminya mengajak ke sebuah “Balai Agung” yang terletak pada kahyangan didesa Maddha tersebut. Bayi yang telah dilahirkan di bale agung itu, segera ditinggalkan oleh mereka berdua menuju ke sebuah gunung. Bayi tersebut dipungut oleh seorang penguasa di Desa Maddha,lalu oleh seorang patih terkemuka di wilatikta di bawa ke wilatikta dan diberi nama “Maddha”.
- Gajah Mada versi Timur-tengah
Gajah Mada merupakan anak desa Modo, Lamongan dengan ibu asal desa Modo, Lamongan dan bapak berasal dari keturunan Timur Tengah/ Arab, untuk sementara ada dugaan bahwa beliau ada silsilah keturunan dengan Syekh Subaqir ( juga ada dugaan bahwa Syekh Subaqir adalah Muhammad al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abu Thalib ( baca Lampiran 6 Sekilas Tentang Muhammad al Baqir dan lihat Lampiran 7 Wirid Harian untuk Hajat dan Rizqi / Apa yang dicita-citakan ) seorang Wali penumbal Tanah Jawa. Ada bukti dari pertemuan ghoibiyah beberapa Winasis asal desa Karangpakis, Kabuh.bahwa beliau beragama Islam dan berperawakan tegap tinggi besar. Gajah Mada ditemukan oleh Ronggo Lawe, adipati Tuban, era Majapahit Raja R.Wijaya. Dalam perjalanan dari Tuban ke desa Matokan, dekat Kabuh. Sewaktu itu R.wijaya mendirikan kerajaan Majapahit I di daerah ini, yaitu dataran tinggi dengan nama dusun Njeladri, desa Karangpakis, Kabuh, Jombang. Di desa Modo, perbatasan Jombang Lamongan ini, Ronggo Lawe melihat seorang anak usia belasan tahun yang berperawakan tegap gagah sedang berkelahi, kemudian Ronggo Lawe mengasuh anak ini, namanya Trimo-nama kecil Gajah Mada - di Tuban. Setelah usia yang cukup Trimo dimasukkan ke dalam prajurit kerajaan Majapahit oleh Ronggo Lawe dengan pangkat tamtama/ bekel.
Sewaktu pemberontakan Ra Kuti dan Ra Tanca di era Raja Jayanegara, Bekel GajahMada dan lima belas orang bhayangkara yang menyelamatkan raja Jayanagara ke Bedander. Dari kejaran telik sandi Ra Kuti yang disebar di seluruh prajurit Majapahit dan meminta nasehat ke kakeknya yaitu Mbah Wonokerto. Kakek atau Buyut Gajah Mada di desa Bedander ini yaitu mbah Wonokerto pernah meramalkan bahwa kejadian ini akan membawa Trimo/ Gajah Mada akan menjadi orang besar di Majapahit, waktu itu Gajah Mada menjadi ketua pasukan Bhayangkara (lebih tinggi daripada tamtama).
v Kesimpulan
Berdasarkan sebagian diperkirakan Gajah Mada lahir sekitar tahun 1300 dan meniggal sekitar tahun 1364. Berdasarkan versi Bali orang tua dari Gajah Mada adalah Sang Hyang Brahma dan Patni Nariratih. Sedangakan menurut versi Lamongan Gajah Mada merupakan anak Raja Majapahit secara tidak sah (istilahnya Lembu Peteng atau Anak Haram) dan lahir di Lamongan. Dari apa yang disimpulkan diatas, informasi mengenai asal-usul Gajah Mada masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Karena dari sebagian sumber yang saya ambil dari internet tidak ada bukti otentik yang dapat mendukung penemuan tersebut. Jadi menurut saya semua yang ada mengenai asal-usul Gajah Mada masih merupakan analisis semata bukan data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.berita86.com/2009/06/bentuk-tim-penelusuran-sejarah-tempat.html
www.haarrr.wordpress.com
haarrr.files.wordpress.com/.../legenda-gajah-mada-dari-lamongan.pdf –
http://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_Mada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar