Selasa, 15 November 2011

Review Jurnal Internasional

Perilaku Konsumen online: Suatu Tinjauan dan Agenda Penelitian Masa Depan

Abstrak

Topik perilaku konsumen online telah diperiksa di bawah berbagai konteks di atas bertahun-tahun. Meskipun peneliti dari berbagaidisiplin bisnis telah membuat kemajuan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir, ruang lingkup dari studi ini adalah lebih luas. Studi tampil relatif terfragmentasi dan tidak ada model teoritis pemersatu ditemukan dalam bidang riset. Dalam pandangan ini, kami memberikankajian mendalam literatur dan mengusulkan kerangka kerja penelitian dengan tiga blok bangunan kunci (niat, adopsi, dan
kelanjutan) sehingga untuk menganalisis perilakukonsumen online secara sistematis. Ini kerangka yang diusulkan tidak hanya menyediakan kita dengan pandangan kohesif konsumen online perilaku, tetapi juga berfungsi sebagai pedomanutama bagi peneliti di daerah ini. kami menyimpulkan
kami kertas dengan agenda penelitian untuk studi perilaku konsumen online.
Pendahuluan

Perilaku konsumen online telah menjadi areapenelitian yang muncul dengan meningkatnya jumlah publikasi per tahun. Artikel-artikel penelitian muncul dalam berbagai jurnal. Konferensi proses di bidang sistem informasi, pemasaran, manajemen, dan psikologi. Sebuah tinjauan dari artikel inimenunjukkan bahwa sebagian besar peneliti menarikteori-teori dari perilaku konsumen penelitian klasik, seperti belajar perilaku (Skinner, 1938), kepribadian penelitian (Folkes 1988), pengolahaninformasi (Bettman 1979), dan sikap model (Fishbein 1967).
Sebuah tinjauan penelitian konsumen online mengungkapkan bahwa lingkup penelitian yang diterbitkan agak yang luas, studi tampil relatif terfragmentasi denganhasil yang bertentangan, dan hanya sangat
beberapa penelitian sebelumnya (misalnya,Jarvenpaa dan Todd 1996, Koufaris et al, 2001)telah berusaha untuk sistematis meninjau dan mengembangkan kerangka kerja untuk studi penelitian ini penting
daerah. Dalam lapisan ini, tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk menyediakan sistematis dan kajian mendalam dari penelitian perilaku konsumen online, (2) untuk mengidentifikasi penting
konstruksi yang spesifik untuk konteks pembelian online, (3) untuk mengusulkan kerangka kerja terpadu yang meningkatkan pemahaman kita tentang faktor pendorong yang mendasari perilaku konsumen online, dan (4) untuk memberikanarah untuk penelitian masa depan di daerah ini.
Sebuah Pendekatan Terstruktur Penelitian

Literatur Sebelum memberikan kita dengan dasaryang kaya untuk membangun suatu kerangka penelitian untuk studi perilaku konsumen online. Seperti yang disarankan oleh Douglas et al. (1994), yang kuat
kerangka teoretis dan konseptual dapat dikembangkan melalui integrasi
konstruksi dari tradisi penelitian yang berbeda dandisiplin. Dalam studi saat ini, kami meninjau literatur sebelum perilaku konsumen online dan menganalisis teori-teori dan faktor yang mendukung. Suatu pendekatan sistematis dan terstruktur dalam pencarian dan review sangat dianjurkan dalam menulis suara IS literatur (Webster dan Watson2002). Dalam studi ini, kita melakukan pencarian elektronik lengkap dansistematis dengan menggunakan ProQuest, Ilmu Sosial Citation Index, IEEE Xplore, dan sumber-sumberbibliografi lain dengan kata kunci seperti "Belanja online", "belanja Internet" dan "perilaku konsumen pembelian online". Selain untuk mencari artikel jurnal dimaksud, kita termasuk tiga IS-terkait konferensi proses (AMCIS, HICSS, ICIS) dalam pencarian literatur dan analisis. Sebanyak 351 artikel dalam bidang perilaku konsumen online diidentifikasi dari 1994 sampai April 2002. Untuk setiap studi untuk dimasukkan dalam analisis kami, ia harus berfokus terutama pada
perilaku pembelian konsumen di Web. Salinan elektronik dari artikel yang paling adalah diperoleh dari perpustakaan digital dan database online. Mereka disimpan dan dianalisis dengan penggunaan perangkat lunak EndNote.
Sastra Analisis Hasil

Para 351 artikel dianalisis dan diklasifikasikan dalam hal publikasi, judul tahun, mendasari teori / kerangka kerja, dan variabeldependen dan independen dipelajari. Kami percaya bahwa klarifikasi ini memberikan wawasan tentang ulama berbuah konsumen online. dalam
tertentu, analisis ini membantu peneliti menemukan kekurangan dan mengidentifikasi potensi belum diselidiki kesempatan penelitian di bidang ini.
Sebuah Kerangka Terpadu untuk Studi PerilakuKonsumen online

Seperti yang ditunjukkan dalam bagian sebelumnya, prevalensi Internet telah menimbulkan besar minat dalam studi berbasis konsumenperdagangan elektronik dalam beberapa tahun terakhir. Dalam khusus, fokus dari studi ini adalah pada menyelidikifaktor yang mempengaruhi niat dan adopsi pembelian konsumen online. Studi awal dalam perilaku konsumen online terutamaberusaha untuk mengeksplorasi bagaimana konsumen mengadopsi dan menggunakan pembelian online. Secara khusus,penekanannya adalah pada pendahulunya konsumen pembelian online niat dan adopsi. Perusahaan,bagaimanapun, telah mulai menyadari
bahwa dalam ekonomi digital, pesaing hanya dengan sekali klik. Awal adopsi oleh konsumen hanya merupakan langkah pertama menuju kesuksesan, dan perusahaan yang berhasil dalam e-bisnis mereka inisiatif mahir menciptakan danmempertahankan berkelanjutan jangka panjang hubungan dengan pelanggan setia. Dengan demikian, penelitian dalam perilaku konsumenkelanjutan (pembelian kembali) menjadi semakin menonjol.
Diskusi

Electronic commerce adalah cepat mengubah caraorang melakukan bisnis di seluruh dunia. Di segmen bisnis-ke-konsumen, penjualan melalui web telah meningkat secara dramatis selama beberapa tahun terakhir.Pelanggan, tidak hanya orang-orang dariberkembang dengan baik negara, tetapi juga mereka dari negara-negaraberkembang, semakin terbiasa dengan belanja baru saluran. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi niat, adopsi dan pembelian kembali yang penting bagi para peneliti dan praktisi.
Analisis kami lebih dari 300 artikel penelitian tentangperilaku konsumen online telah menunjukkan bahwa wilayah penelitian ini telah menerima perhatian yang luar biasa selama beberapa tahun terakhir. Sebagian besar penelitian telah meminjam teori dari penelitianperilaku konsumen dan lebih ditekankan faktor yang mempengaruhi niat konsumen danadopsi belanja online saat
mengabaikan faktor yang menyebabkan untuk membeli kembali. Review kami menggambarkankebutuhan untuk pemersatu kerangka kerja yang dapat membimbing penelitian dibidang yang penting. Akibatnya, yang diusulkan
model (MIAC) menunjukkan bagaimana lima faktorpenting (karakteristik konsumen, lingkungan pengaruh, produk / jasa karakteristik, karakteristikmedia, pedagang dan perantara karakteristik) yang terkait dengan tiga unsur kunci (niat, adopsi,
pembelian kembali).
Kesimpulan Dan Agenda Penelitian Masa Depan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis mendalam tentang literatur di daerah tersebut perilaku konsumen online. Sebuah kerangka penelitian disarankan untuk lebih memahami ada studi dan untuk menyorot bawah-diteliti daerah.Temuan kami menunjukkan bahwa literatur tentang perilaku konsumen online agak terfragmentasi. Kebanyakan penelitian diselidiki niat dan adopsi belanja online saat kelanjutan perilaku (pembelian kembali) adalah serius di bawah-diteliti. Selain itu, analisis kami membantu kami untuk mengidentifikasi beberapa berbuah arah untuk penelitian masa depan.

1. Penelitian masa depan bisa menggunakan niat yang kami sarankan, adopsi dan keberlangsungan (MIAC) kerangka kerja sebagai dasar untuk mengeksplorasi secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen online proses pembelian.

2. Temuan kami menunjukkan bahwa studi yang ada berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi niat membeli dari web. Mereka melakukannya dengan menggunakan TRA dan teori-teori yang terkait. Oleh karena itu kami
mendorong peneliti untuk mengeksplorasi teori-teori dari disiplin ilmu yang berbeda dan menggunakannya untuk mempelajari konsumen adopsi dan kelanjutan dari belanja online.

3. Kami mengundang para peneliti untuk lebih memperhatikan di bawah-diteliti daerah disorot dengan analisis kami. Misalnya, peneliti dapat mengeksplorasi variabel baru dalam lima kategori (Konsumen karakteristik, pengaruh lingkungan, karakteristik produk, media karakteristik, dan karakteristik pedagang dan perantara) dan secara empiris menguji seberapa
faktor-faktor ini mempengaruhi niat, adopsi dan kelangsungannya.

4. Moe dan Fader (2000) menunjukkan bahwa kedua kunjungan terencana dan tidak terencana / pembelian akan mempengaruhi keputusan pembelian masa depan.Namun, kita analisis lebih dari 300 artikel penelitian menunjukkan bahwa tidak ada studi memeriksa pembelian tidak terencana.

5. Teori perilaku konsumen klasik menyediakan peneliti dengan titik awal yang baik dalam memahami perilaku konsumen online. Namun, kita harus mengambil komponen TI menjadi pertimbangan serius ketika melakukan penelitian dalam perilaku konsumen online. Bukan membabi buta meminjam teori dan model dari disiplin lain, kita sebagai IS peneliti harus bekerja di luar model perilaku kita sendiri menyatakan apa yang unik dan spesifik untuk konteks konsumen berbasis perdagangan elektronik. Akhirnya, penting untuk dicatat bahwa teori-teori klasik seperti TRA dan teori-teori yang terkait
hanya merupakan titik awal dalam memahami perilaku konsumen online. Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan artefak dan dampaknya pada perilaku konsumen online.

Oleh karena itu, kami percaya bahwa saatnya telah tiba untuk IS peneliti untuk mulai membangun sendiri teori bukannya menerapkan teori-teori dari disiplin lain.

Referensi

[1] P. J. Ambrose dan G.J. Johnson, "Sebuah Model Berbasis Kepercayaan Membeli Perilaku dalam
Ritel Elektronik, "Prosiding Konferensi AmerikaKeempat Sistem Informasi (AMCIS 1998), 1998, hlm 263-265.

[2] E.B. Andrade, "Mengidentifikasi Variabeldiskriminatif Pembeli Online dan Offline: A
Dirasakan-Pendekatan Risiko, "Prosiding KonferensiAmerika Keenam di
Sistem Informasi (AMCIS 2000), 2000, hlm 1386-1392.

Sabtu, 22 Oktober 2011

ANALISIS JURNAL BAB 3

Bab 3
Metode Penelitian

3.1 Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan adalah metode survei, untuk menemukan suatu pengaruh dari tiga variabel penelitian yakni variabel terikat atau dependent kepuasan pelanggan, variabel bebas atau independent kualitas pelayanan dan harga.
3.2 Data dan Variabel
Kualitas pelayanan ditentukan sebagai variabel bebas (independent variable), yaitu variabel X.
Variabel pelayanan adalah ukuran pelayanan yang disesuaikan dengan hasil jawaban responden dilihat dari Sinyal, Jaringan, Tarif yang diberikan provider Esia.
Kepuasan pelanggan ditentukan sebagai variabel tidak bebas (dependent variable), yaitu variabel Y.
Variabel kepuasan pelanggan adalah ukuran kepuasan yang disesuaikan dengan hasil jawaban responden dilihat dari kesetiaan, keluhan (complain), partisipasi yang dirasakan oleh pengguna dari pelayanan yang diberikan oleh provider Esia.

3.3 Alat Analisis
3.3.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil korelasi antara skor pernyataan dan skor keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi dalam kuesioner.
Jenis korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson antara skor setiap pernyataan dan skor total item. Cara memperoleh angka korelasi dalam uji validitas dengan alat bantu software SPSS. Alternatif pertama pengujian validitas dengan SPSS 13.0 adalah menggunakan angka r hasil korelasi pearson yang dihasilkan melalui sub menu correlate pada piihan Bivariaten, sedangkan alternatif kedua adalah menggunakan nilai r hasil corrected item total Correlation melalui sub menu scale pada pilihan Reliable Analysis.
3.3.2 Uji Analisis Data
Korelasi produk momen (Pearson) adalah teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan study korelasi yakni mencari hubungan sebab akibat yang menunjukkan ketergantungan variabel yang satu terhadap variabel lainnya (Sugiono, 2002: 213), yang dapat ditunjukkan dengan
r = n.∑xy-∑x.∑y
√n.∑x2-(∑x)2. √n.∑y2-(∑y)2.
Dimana :
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Responden
x = skor dari kualitas Pelayanan
y = skor dari kepuasan pelanggan

3.3.3 Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya koefisien kontribusi variabel bebas (kualitas pelayanan) terhadap variabel terikat (kepuasan pelanggan), maka digunakan “koefisien korelasi”, dengan rumus :
Kp = (r2x100%)
Dimana,
Kp : Koefisien penentu
r2 : Koefisien Korelasi

3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah teknik pengambilan sampel aksidental (accidenta sampling) yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data. Dengan memakai populasi terjangkau dari pelanggan Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen dan jumlah responden terjangkau yang ditetapkan sebanyak 30 responden.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui instrumen yang disusun berbentuk kuesioner yang diisi para responden. Sedangkan kisi-kisi kuesioner disusun berdasarkan indikator yang berasal dari konstruk yangdijelaskan dalam penelitian. Pengukuran yang dipergunakan agar menjadi data yang bersifat kuantitatif adalah dengan menggunakan skala likert dengan perujuk pada empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju dengan bobot skor masing-masing 4,3,2,1.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan penghitungan SPSS (Statistical Product Service and Solution).
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi yang dimaksud disini adalah mahasiswa dan mahasiswi Universitas Gunadarma yang berada di fakultas ekonomi manajemen sebagai pengguna provider Esia.
Sampel
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel secara acak sederhana dengan mengambil sampel mahasiswa dan mahasiswi kelas 3EA di fakultas ekonomi manajemen Universitas Gunadarma sebanyak 30 orang sebagai wakil-wakil representatif dari populasi tersebut.

Minggu, 16 Oktober 2011

ANALISIS JURNAL BAB II

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori
Loyalitas
Yang dimaksud dengan loyalitas pelanggan secara umum dapat diartikan
sebagai kesetiaan seseorang suatu barang atau jasa tertentu. Loyalitas pelanggan
merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen walaupun tidak
mutlak merupakan hasil kepuasan konsumen.
Menurut Shellyana dan Dharmmesta (2002), loyalitas mempunyai pola pembelian ulang pada merek fokal yang merupakan loyalitas sesungguhnya atau loyalitas pada merek tunggal. Sehingga loyalitas pelanggan disini dapat diartikan sebagai loyalitas merek.
Sedangkan definisi dari konsumen loyal adalah seseorang yang melakukan
aktifitas membeli barang atau jasa yang memenuhi kriteria sebagai berikut
(Griffin, 1995):
1. Melakukan pembelian ulang secara berkala.
2. Membeli produk lain yang ditawarkan produsen yang sama.
3. Merekomendasikan produk atau jasa tersebut kepada orang lain.
Sedang yang dimaksud dengan retensi pelanggan adalah lebih dari sekedar
loyalitas/ kesetiaan, namun bagaimana suatu perusahaan dapat mempertahankan
pelanggan tersebut dalam jangka panjang. Sehingga menurut Griffin (1995),
retensi pelanggan merupakan bagian penting dalam meraih loyalitas pelanggan
yang diharapkan.
Tahapan loyalitas konsumen menurut Oliver (1998) terbagi atas tiga
tahapan, yaitu fase kognitif, fase afektif dan fase konatif. Ketiga tahapan diatas
terjadi secara berurutan satu dengan lainnya.
Pada tahap pertama dari loyalitas adalah fase kognitif, dimana informasi
tentang produk, jasa dan merek yang diterima oleh konsumen mengindikasikan
bahwa produk, jasa dan merek yang ditawarkan lebih diinginkan konsumen
dibandingkan dengan produk, jasa dan merek alternatif. Tahapan yang kedua
adalah tahap afektif, dimana loyalitas diperoleh sebagai akumulasi dari kepuasan
atas penggunaan produk, jasa dan merek tertentu.
Yang terakhir adalah fase konatif, dimana ini adalah tahapan akhir dalam
membentuk loyalitas secara benar. Tahapan ini terjadi sebagai akibat dari
pengulangan secara positif atas pembelian produk, jasa dan merek tertentu.

2.2 Hipotesis
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan provider Esia dikalangan mahasiswa Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen yaitu :
1. Harga yang relatif terjangkau dikalangan mahasiswa
2. Kebutuhan konsumen akan telepon murah
3. Jaringan sinyal provider Esia yang baik
4. Brand image Esia yang sebagai pelopor telepon murah
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
H1 : ada pengaruh kualitas dan tarif produk terhadap loyalitas pengguna provider Esia
Sedangkan Ho adalah tidak ada pengaruh kualitas dan tarif produk terhadap loyalitas pengguna provider Esia.

2.3 Pengembangan Hipotesis
Pengaruh faktor-faktor mengapa kebanyakan mahasiswa memilih provider Esia dibandingkan provider lain yaitu meningkatnya kebutuhan mahasiswa akan telepon murah. Bagi mahasiswa komunikasi lewat telepon sudah seperti kebutuhan tetapi sering terkendala dengan tarif telepon yang cukup mahal yang ditawarkan provider lain dan provider Esia menawarkan apa yang mahasiswa butuhkan. Selain itu kualitas produk Esia seperti sinyal dinilai cukup baik jarang terjadi kendala. Faktor-faktor ini mempengaruhi loyalitas terhadap provider Esia.

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Khoirul Anam (2010) skripsi : “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Esia Center Darmo Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas dan tarif produk terhadap loyalitas pengguna provider Esia dikalangan mahasiswa Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen.

Selasa, 11 Oktober 2011

PERILAKU KONSUMEN

Perilaku Konsumen
Latar Belakang Masalah
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.

Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Menurut Susan A. Friedmann, setidaknya perlu memahami “10 ayat-ayat” berikut agar dapat menajamkan fokus dalam melayani konsumen. Ketahui siapa bos sebenarnya. Anda berbisnis untuk melayani konsumen, dan Anda hanya dapat melakukan itu apabila mengetahui keinginan mereka. Jika Anda sungguh-sungguh mendengarkan konsumen, mereka akan menjelaskan apa yang dikehendaki dan bagaimana sebaiknya Anda memberikan pelayanan terbaik untuk mereka. Jangan lupa bahwa yang “membayar” gaji kita dan memungkin bisnis ini berjalan adalah konsumen.
Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsumen

ISI
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Sedangkan Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain adalah :
Menurut James F. Engel - Roger D. Blackwell - Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
Menurut Kotler dan Armstrong (1996) terdapat dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi.
Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar.


Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :

a.Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
Hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.

b.Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C
Persaman dan perbedaan:

Persamaan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)

Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.

Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh.

Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau indeks elastisitas.
3 Konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro
1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang (Ec)
3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)

Kesimpulan
konsumen adalah seseorang yang memiliki pendapatan yang dipergunakan untuk membeli barang kebutuhan. sedangkan perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan seseorang individu atau kelompok dan organisasi dalam mendapatkan atau mengunakan produk. terdapat dua teori pendekatan perilaku konsumen yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal. perilaku konsumen ini sangat didasari dengan motivasi, dan kebutuhan konsumen itu sendiri.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen:
Kekuatan Sosial Budaya, Budaya, Kekuatan Faktor Psikologis, Faktor Sikap Dan Keyakinan, Konsep Diri

Status / Penghargaan yang diberikan oleh masyarakat
Ada 2 faktor :
1). Faktor - Faktor Pribadi :
a. Umur dan Tahap daur Hidup
b. Pekerjaan
c. Situasi Ekonomi
d. Gaya Hidup
e. Kepribadian dan Konsep diri

2). Faktor Faktor Psikologi
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pengetahuan
d. Keyakinan dan sikap




Referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen
http://www.anneahira.com/artikel-umum/perilaku-konsumen.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/perilaku-konsumen-dan-produse/
http://irwan.ndaru.staff.gunadarma.ac.id/BAB+II+TINJAUAN+PUSTAKA+PHK.doc
http://kumpulantugasekonomi.blogspot.com/2010/02/makalah-perilaku-konsumen-memahami.html
http://nurfaizinbenny.blogspot.com

Minggu, 09 Oktober 2011

METODE RISET 3

Analisis pengaruh kualitas pelayanan dan harga produk terhadap loyalitas pengguna provider Esia dikalangan mahasiswa Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen

Disusun oleh :
Feril Ferdian
2011




BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kemajuan teknologi dibidang jasa khususnya jasa telekomunikasi di Indonesia semakin pesat. Hal ini dilihat dari semakin banyaknya jumlah operator telepon selular yang ada saat ini. Saat ini terdapat beberapa operator seluler swasta seperti Telkomsel, Satelindo, Indosat, Excelcomindo, serta operator-operator lainnya.
PT. Bakrie Telecom Tbk. Esia merupakan operator telekomunikasi yang berbasis teknologi CDMA 2000 1x dengan layanan limited mobility, yaitu layanan mobilitas jaringan tanpa kabel yang dibatasi dalam satu kode area. Esia dapat digunakan untuk melakukan semua panggilan, mulai panggilan lokal, interlokal maupun internasional.
Dalam bidang Telekomunikasi hal ini menjadi menarik karena pelanggannya banyak sekali, dan pelanggan tersebut selalu mencari operator seluler yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Pada dasarnya pelanggan mempunyai kecenderungan untuk tidak berpindah ke operator baru dengan berbagai pertimbangan, salah satunya adalah harga yang dikenakan di operator baru tersebut. Harga salah satu faktor yang paling dominan sebagai bahan pertimbangan mahasiswa gunadarma khususnya fakultas ekonomi manajemen. Karena mahasiswa sering melakukan kmunikasi melalui telepon selular. Oleh karena itu banyak yang memilih provider Esia yang tarifnya lebih murah dibandingkan provider lainnya.

B. Perumusan masalah
1. Apakah kualitas produk mempengaruhi loyalitas penguna provider Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen?
2. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas penguna provider Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kualitas produk terhadap loyalitas penguna provider Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen
2. Untuk mengetahui pengaruh tarif produk terhadap loyalitas loyalitas penguna provider Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen

Minggu, 02 Oktober 2011

Analisis Jurnal 2

Judul = Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel
Hipermarket di Depok
Pengarang = Raudhah Maria Ulfah
Tahun = 2008
Tema = kepuasan konsumen pada ritel hypermarket di Depok
Latar belakang = Industri Ritel yang tumbuh pesat dewasa ini merupakan hasil dari
meningkatnya beragam hasil produksi yang dikemas dan ditata dalam rupa yang yang lebih menarik, dan juga keperluan konsumen terhadap barang meningkat baik dalam kualitas maupun kuantitas. Ketatnya persaingan membuat pemasar sulit untuk bersaing dalam inovasi produk. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menyebabkan sesuatu hal baru dengan mudah akan dapat ditiru oleh orang lain, sehingga peranan layanan konsumenmenjadi penting.
Masalah = faktor apa saja yang dapat membentuk kepuasan konsumen
Tujuan = untuk mengetahui faktor pembentuk kepuasan konsumen
metodologi
• Data dan sampel
Data yang digunakan adalah data primer. Pengambilan sampel random dan jumlah sampel 100 orang.
• Alat dan analisi
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah kuisoner yang disebarkan pada konsumen hypermarket depok
• Model penelitian
Dengan menggunakan uji validitas, uji reabilitas, analisis korelasi, dan analisis faktor dengan alat analisis SPSS versi 11. Uji validitas data berfungsi mengetahui derajat ketepatan data dari hasil pengukuran sampel dengan konsep pengukuran. Uji realibilitas adalah alat untuk mengetahui derajat kehandalan data dari hasil pengukuran sampel yang berguna untuk melihat konsistensi pengukuran. Menurut Trinton P.B (2006: 248) apabila skala tersebut ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat dapat diinterprestasi seperti tabel berikut:

Tabel 1. Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai Apha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0.00 s.d 0.20 Kurang Reliabel
> 0.20 s.d 0.40 Agak Reliabel
> 0.40 s.d 0.60 Cukup Reliabel
> 0.60 s.d 0.80 Reliabel
> 0.80 s.d 1.00 Sangat Reliabel

• Variabel penelitian
Analisis Korelasi digunakan untuk mengetahui pola dan keeratan hubungan
antara dua atau lebih variabel. Pada prinsipnya, prosedur korelasi bertujuan untuk
mengetahui dua hal pada hubungan antar dua variabel:
1. Apakah kedua variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang signifikan.
2 Jika terbukti hubungan (korelasi) signifikan, kemudian dapat diketahui bagaimana
arah hubungan antara variabel dan seberapa kuat hubungan tersebut.
• Analisis dan hasil
komponen daya tanggap merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.

• Rekomendasi dan implikasi
Daya Tanggap menunjukkan variabel yang paling mendominasi dalam membentuk kepuasan konsumen berbelanja pada ritel hipermarket di Depok, untuk variabel-variabel yang lain perlu adanya evaluasi dan peningkatan pelayanan yang telah disediakan agar pelayanan kualitas jasa yang disediakan pada ritel hypermarket diterima baik oleh konsumen.

Sumber :
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2008/Artikel_10204636.pdf



Judul = Kepuasan Pelanggan, niat kata dari mulut, dan niat pembelian kembali Sebuah eksplorasi empiris dari potensi efek pengukuran waktu
Pengarang = Magnus Söderlund
Tahun = 2000
Tema = Pengaruh waktu terhadap minat beli konsumen
Latar belakang masalah = Dalam dunia usaha khususnya yang bergerak dalam bidang Jasa kepuasan konsumen mungkin menjadi prioritas utama, topik ini sering dibicarakan dalam membuat usaha agar semakin lebih dipandang dan dikenal oleh masyarakat luas. Fenomena yang ada saat ini masih banyak perusahaan yang belum atau bahkan tidak memenuhi syarat kepuasan terhadap pelanggan,biasanya perusahaan tersebut masih dalam usaha kecil belum dalam skala besar. Bahkan hal ini tak pernah disadari bahwa hal tersebut yang menjadi faktor utama dalam pengembangan usaha mereka ke level yang lebih tinggi.

Masalah = untuk mengetahui apa saja dan faktor apa yang mungkin bisa mempengaruhi kepuasan mereka tehadap barang atau benda yang diinginkan.

Tujuan = untuk mngetahui sebarapa puas konsumen dengan barang yang dibelinya dan sebaliknya seberapa besar faktor yang dapat mengurangi ketidakpuasan konsumen atas barang yaqng dibelinya jika tidak sesuai dengan apa yang inginkan

Metodologi
• Data dan sampel
Pengambilan sampel secara random dengan jumlah sampel acak 1000 pelanggan dan sampel acak tersebut juga diberikan kuisoner untuk diisi.
• Model penelitian
Model penelitian menggunakan kepuasan pelanggan diukur dengan tiga item berikut untuk dinilai pada 7 – skala poin:”Jika Anda memasukkan semua aspek seperti penjualan, pelayanan, ekonomi, mobil itu sendiri, seberapa puaskah Anda dengan pembelian Anda”, ‘? “Secara keseluruhan, seberapa puaskah Anda dengan mobil Anda”(1 = sangat tidak puas, 7 = sangat puas)?, dan”Jika Anda berpikir tentang mobil yang sempurna untuk sendiri, seberapa dekat ideal ini adalah mobil yang Anda telah membeli ”(1 = sangat jauh, 7 = sangat dekat)?. Sebuah analisis reliabilitas menunjukkan bahwa konsistensi internal yang tinggi (Cronbach’s alpha = 0,85). Rerata unweighted tanggapan kepada tiga item digunakan sebagai ukuran kepuasan pelanggan. Firman-niat mulut diukur dengan item “Jika seorang teman akan membeli mobil baru, seberapa besar kemungkinan itu bahwa Anda merekomendasikan (nama merek)?”, Sementara niat pembelian kembali diukur dengan aset tersebut “Berapa besar kemungkinan itu bahwa Anda membeli (nama merek) pada saat Anda membutuhkan mobil baru? (1 = tidak sama sekali mungkin, 7 = sangat mungkin).

Analisis dan hasil = Penelitian ini, berurusan dengan jarang dibeli tahan lama baik dari jenis pengalaman dan tingkat keterlibatan, menunjukkan bahwa waktu yang telah berlalu antara pembelian dan pengukuran tidak berpengaruh besar pada a) tingkat kepuasan pelanggan, maksud niat mulut dan niat pembelian kembali, dan b) hubungan antara variabel-variabel ini. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak perlu untuk analis khawatir banyak tentang waktu-efek-pengukuran.

Sumber = http://pandji99.wordpress.com/2010/11/26/translate-jurnal-perilaku-konsumenmodel-kepuasan-pelanggan/



Judul = Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Kesetian Merek
(Studi Kasus Restoran The Prime Steak & Ribs Surabaya)
Pengarang = Hatane Samuel
Foedjiawati
Tema = kepuasan konsumen terhadap kesetiaan merk
Latar belakang =Masyarakat modern ditandai dengan aktivitas kerja yang tinggi serta adanya kesempatan yang sama untuk dapat bekerja bagi setiap orang yang mempunyai kompetensi tanpa diskriminasi. Aktivitas tersebut berdampak pada semakin banyak wanita pekerja atau karir yang menghabiskan waktu di luar rumah, sehingga kesulitan dalam menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga termasuk menyediakan makanan bagi keluarga. Kelompok keluarga dengan ekonomi cukup, cenderung memilih makan di luar rumah dengan memilih tempat restoran atau cafe, selain cita rasanya lebih enak juga banyak sekali aneka menu yang ditawarkan, serta suasana yang menyenangkan. Surabaya sebagai kota metropolitan memiliki fasilitas untuk kondisi seperti yang disebutkan di atas. Bisnis makanan di Surabaya masih memberikan peluang bagi para pengusaha restoran.

Masalah = bagaimana tingkat kesetiaan pelanggan terhadap kepuasan mereka?

Tujuan = untuk mengetahui tingkat kesetiaan pelanggan kepuasan mereka

Metodologi
• Data dan sampel
Data diambil secara random sebanyak 110 sampel. Data diperoleh melalui kuesioner yang dijawab responden terhadap pernyataan yang dibuat tentang kesetiaan produk dan kepuasan konsumen. Skala pengukuran yang dilakukan adalah semantic differensial scale (diukur dalam 5 point skala 1= sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4= setuju, 5 = sangat setuju), skala pengukuran ini kemudian ditransformasi kedalam skala Likert yang telah memenuhi skala pengukuran interval.
• Alat dan analisis
Menggunakan penyebaran kuisoner melalui konsumennya kemudian dianalisis
• Model penelitian
Model statistika yang dipakai untuk menyatakan hubungan kausal antar kedua variabel di atas adalah model regresi berganda ; Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + ε .
• Variabel penelitian
Variabel tidak bebas (Y) adalah kesetiaan merek yang diukur melalui atribut, habitual behaviour, switching cost, liking of the brand, dan commitment. Variabel bebas (X) adalah kepuasan konsumen yang dikelompokkan menjadi X1 = Attributes related to the product, X2 = Attributes related to the service, X3 = Attributes related to the purchase.
• Analisis dan hasil
Berdasarkan data di atas maka dapat dikatakan bahwa model hubungan kausalyang dibangun dengan model regresi berganda; Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + ε . dapat terjelaskan dengan baik, terlihat dari angka significan (F = 34.704 atau p =0.000), artinya kemampuan variabel kepuasan mampu menjelaskan variabel kesetiaan merek dari dalam model untuk restoran The Prime Steak & Ribs sudah baik yang dapat nampak dari nilai koefisien determinasi R2 = 52.03 % , artinya kemampuan kepuasan konsumen dalam menjelaskan keragaman kesetian merek dari dalam model sebesar 52.03%, sedangkan faktor lain yang tidak teramati namun dapat mempengaruhi kesetian merek restoran ini sebesar 47,97%.

• Rekomendasi dan implikasi
kesimpulan :
1. Kepuasan konsumen yang dijelaskan oleh Attributes related to the product, Attributes related to the service, Attributes related to the purchase di The Prime Steak & Ribs mendapat penilaian yang cenderung baik, walaupun terdapat beberapa atribut yang mendapat penilaian kurang baik.
2. Kepuasan konsumen untuk beberapa atribut masih mempunyai variasi penilaian yang tinggi, hal ini tentu berkaitan dengan segmentasi konsumen yang berbeda dengan tuntutan pelayanan yang berbeda pula.
Saran :
1. Dilihat dari variasi penilaian kepuasan konsumen, maka sangat dimungkinkan untuk restoran melakukan stimuli yang dapat menaikan kesetian konsumen, hal ini juga didukung oleh pengaruh positip antara kepuasan konsumen dengan kesetian merek pada penelitian ini.


Sumber :
http://www.saracmiller.com/Pengaruh-Kepuasan-Konsumen-Terhadap-Kesetian-Merek-(Studi-Kasus-...#

Jumat, 23 September 2011

ANALISIS JURNAL 1

Judul = Kepuasan pelanggan, niat kata dari mulut, dan niat pembelian kembali Sebuah eksplorasi empiris dari potensi efek pengukuran waktu
Pengarang = Magnus Söderlund

Tahun = 2000

Tema = pengaruh waktu terhadap minat beli konsumen

Latar belakang masalah = Dalam dunia usaha khususnya yang bergerak dalam bidang Jasa kepuasan konsumen mungkin menjadi prioritas utama, topik ini sering dibicarakan dalam membuat usaha agar semakin lebih dipandang dan dikenal oleh masyarakat luas. Fenomena yang ada saat ini masih banyak perusahaan yang belum atau bahkan tidak memenuhi syarat kepuasan terhadap pelanggan,biasanya perusahaan tersebut masih dalam usaha kecil belum dalam skala besar. Bahkan hal ini tak pernah disadari bahwa hal tersebut yang menjadi faktor utama dalam pengembangan usaha mereka ke level yang lebih tinggi.

Masalah = untuk mengetahui apa saja dan faktor apa yang mungkin bisa mempengaruhi kepuasan mereka tehadap barang atau benda yang diinginkan.

Tujuan = untuk mngetahui sebarapa puas konsumen dengan barang yang dibelinya dan sebaliknya seberapa besar faktor yang dapat mengurangi ketidakpuasan konsumen atas barang yaqng dibelinya jika tidak sesuai dengan apa yang inginkan.

Sumber = http://pandji99.wordpress.com/2010/11/26/translate-jurnal-perilaku-konsumenmodel-kepuasan-pelanggan/


Judul = Karakteristik dan Perilaku Konsumen Pengguna Teknologi GSM danCDMA

Pengarang = Sherly Indah Susanty dan Budi Hermana

Tahun = 2004

Tema = karateristik konsumen dalam pemilihan produk

Latar belakang masalah = Saat ini pasar telekomunikasi dikuasai oleh operator telekomunikasi GSM dan CDMA. Kedua operator tersebut berlomba-lomba mendapatkan pasar dengan keunggulan masing-masing. Masing-masing operator memiliki keunggulan dan kelemahan.

Masalah = pemilihan operator mempengaruhi karakteristik konsumen dan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pemilihan operator

Tujuan = agar dapat mengetahui selera konsumen dalan memilih operator komunikasi

Sumber = http://repisitory.gunadarma.ac.id/506/1/cely_Budi_53-58.pdf


Judul = Interaksi Framing Pesan dan Merasakan Keterlibatan dalam Konteks Iklan Ponsel

Pengarang = Brett Martin
Roger Marshall

Tema = ketertarikan konsumen dengan iklan ponsel

Latar belakang masalah = tingkat keterlibatan konsumen sangat penting ketika menilai iklan framing efek yang pada gilirannya menunjukkan berbagai implikasi yang menarik.

Masalah = Isu apa yang kemudian harus strategi iklan pertimbangkan ketika membangun iklan ponsel?

Tujuan = untuk mengetahui pesan framing yang paling tepat untuk disajikan kepada konsumen.


Judul = analisis ketertarikan konsumen terhadap pemilihan suatu produk

Pengarang = Feril Ferdian

Tahun = 2011

Tema = perilaku konsumen

Latar belakang masalah = dalam dunia usaha perilaku konsumen sangat diperlukan untuk mengukur minat atau tingkat ketertarikan konsumen terhadap pemilihan suatu produk yang ditawarkan.

Masalah = bagaimana ketertarikan konsumen dapat mempengaruhi minat beli konsumen terhadap suatu produk

Tujuan = untuk mengetahui minat atau ketertarikan konsumen terhadap pemilihan suatu produk

Senin, 23 Mei 2011

SBY Bicara Grand Strategy Ekonomi RI

SBY Bicara Grand Strategy Ekonomi RI
Pemerintah tidak akan menerapkan model perekonomian dengan orientasi ekspor.
Jum'at, 14 Agustus 2009, 10:29 WIB
Hadi Suprapto, Nur Farida Ahniar, Elly Setyo Rini



Presiden Yudhoyono (ANTARA/Rumgapres-Haryanto)
VIVAnews – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan tidak akan menerapkan model perekonomian di Indonesia dengan orientasi ekspor. Menurut dia, ke depan pemerintah akan mengembangkan perekonomian dengan mengangkat pasar dalam negeri.

“Tidak boleh hanya menggantungkan kekuatan ekspor sebagai sumber pertumbuhan kita,” kata dia pada Rapat Paripurna Kenegaraan di Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Jumat 14 Agustus 2009. "Strategi yang hanya bersifat export oriented tentu bukanlah pilihan kita."

Yudhoyono mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang dipilih dan anut adalah pertumbuhan yang disertai pemerataan, agar benar-benar membawa keadilan.

Meski demikian, ekonomi nasional seharusnya berdimensi kewilayahan, dengan pertumbuhan ekonomi yang tersebar di seluruh tanah air. Daerah-daerah harus menjadi kekuatan ekonomi lokal.

Sumber-sumber investasi dan pendanaan dalam negeri juga mesti diperkuat. “Kemandirian dan ketahanan pada bidang-bidang atau sektor ekonomi tertentu harus terus kita perkuat, terutama pangan dan energi,” katanya.

Ekonomi nasional harus dikembangkan berdasarkan keunggulan komparatif dan sekaligus keunggulan kompetitif. Serta, diperlukan ekonomi nasional yang dilandasi mekanisme pasar untuk efisiensi, tetapi juga memberikan ruang bagi peran pemerintah yang tepat untuk menjamin keadilan.


“Paradigma dan grand strategy pembangunan ekonomi seperti itulah yang mesti kita anut dan perkokoh,” ujar Yudhoyono.

Rakyat tidak boleh terjerat, menyerah, dan tersandera oleh kapitalisme global yang sering membawa ketidakadilan bagi rakyat. Karena, bangsa yang unggul adalah bangsa yang dapat mengatasi keadaan dan memberi kontribusi pada permasalahan umat manusia. hadi.suprapto@vivanews.com




Sumber :
http://bisnis.vivanews.com/news/read/82797-sby_bicara__i_grand_strategy__i__ekonomi_ri
Revolusi Islam Iran Berdampak Luar Biasa
"Rakyat di negara-negara yang bergolak melihat Iran sebagai model," kata Dubes Farazandeh
Rabu, 9 Februari 2011, 17:04 WIB
Renne R.A Kawilarang




Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mahmoud Farazandeh (VIVAnews / Renne Kawilarang)
BERITA TERKAIT
• Demonstrasi di Mesir Didominasi Kaum Pemula
• AS Minta Mesir Cabut UU Darurat
• Mubarak Bentuk Komite Reformasi
• Setelah Bebas, Eksekutif Google Demo Lagi
• Iran Resmikan 4 Satelit Buatan Sendiri
VIVAnews - Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mahmoud Farazandeh, mengungkapkan bahwa setiap tanggal 1-11 Februari merupakan periode yang istimewa bagi rakyat di negaranya.
Selama periode itulah, pada 1979, Iran mengalami pergolakan. Kekuasaan monarki Syah Reza Pahlavi, yang sewenang-wenang, berhasil ditumbangkan rakyat. Kehadiran kembali Imam Agung Ayatullah Khomeini dari pengasingan menjadi simbol kemenangan rakyat Iran atas rezim monarki otoriter.
"Kami menyebut peristiwa itu sebagai Kemenangan Revolusi Islam Iran," kata Farazandeh saat menyambut kunjungan VIVAnews, Selasa 8 Februari 2011.
Berbicara di kantornya di Jakarta, Farazandeh menjelaskan makna Revolusi Islam Iran 1979. Kendati dimusuhi negara-negara Barat, Iran justru kian percaya diri untuk membangun negeri secara mandiri. Berbagai sanksi dan embargo bahkan telah membuat Iran tidak lagi bergantung kepada pihak asing.
Menariknya, 32 tahun kemudian, rakyat sejumlah negara Arab, seperti Tunisia, Mesir, dan Yaman, kini mengalami pergolakan atas rezim yang telah lama berkuasa di negeri masing-masing
Farazandeh tidak khawatir bahwa krisis di negara-negara Arab itu bisa berdampak bagi Iran, Sebaliknya, muncul kekhawatiran yang lebih besar bahwa negara-negara yang tengah bergejolak itu akan mengalami perubahan seperti yang terjadi di Iran 32 tahun lalu.
"Bila demikian, rakyat di negara-negara yang bergolak itu melihat Iran sebagai model," kata Farazandeh.
Berikut petikan wawancara dengan Farazandeh, yang baru lima bulan bertugas sebagai duta besar Iran untuk Indonesia.

Setiap tanggal 1 hingga 11 Februari, rakyat Iran merayakan Kemenangan Revolusi Islam di negara mereka. Bagaimana rakyat di negara Anda memaknai peristiwa bersejarah itu?

Periode ini disebut sebagai hari-hari "Fajar Menyingsing." Setelah gelap, muncullah fajar untuk menyambut datangnya matahari. Mendiang Imam Besar Ayatullah Khomeini datang ke Iran [dari pengasingan] pada 1 Februari 1979. Rakyat Iran menyambut kedatangannya sebagai berakhirnya gelap dan munculnya terang.

Maka, sepuluh hari berikutnya dilanjutkan dengan perjuangan memberantas sisa-sisa rezim lama [era kekuasaan monarki Syah Reza Pahlavi] sekaligus memberlakukan sistem pemerintahan yang baru. Perayaan hari-hari bersejarah itu dilakukan dengan berbagai cara.

Revolusi Islam merupakan revolusi kultural dan bersinggungan dengan nilai-nilai budaya. Oleh sebab itu Iran menggelar sejumlah acara terkait dengan perayaan kemenangan Revolusi Islam di negara kami, seperti festival seni, pameran buku, dan pertunjukan budaya lainnya.

Pada hari puncak, 11 Februari, rakyat di berbagai kota melakukan pawai di jalan-jalan utama, untuk mengenang gelombang demonstrasi pada 1979. Selain bergerak sepanjang tiga hingga lima kilometer, mereka biasanya membacakan komunike bersama, yaitu sumpah setia kepada negara dan nilai-nilai Revolusi.

Di Ibukota Tehran, Presiden akan berpidato di tengah-tengah rakyat yang berpawai. Biasanya pawai berlangsung mulai pukul sembilan pagi hingga dua belas siang [menjelang salad zuhur]. Kesempatan pawai itu dimanfaatkan presiden untuk berpidato mengenai isu ekonomi, politik, dan hubungan internasional.

Bagaimana dengan komunitas Iran di luar negeri, seperti di Indonesia. Apakah juga ada perayaan khusus?

Di Jakarta, kami bersama komunitas Iran akan merayakan Kemenangan Revolusi Islam pada Jumat, 11 Februari, di suatu hotel. Kami juga mengundang para pejabat dan warga Indonesia untuk ikut serta.

Sebenarnya tidak banyak warga Iran yang berdomisili di Jakarta [Atase Pers Kedubes Iran, Ghasem Yazdani, sebelumnya menyebut bahwa komunitas Iran di Indonesia hanya berkisar ratusan orang, sedangkan di Malaysia bisa berjumlah ribuan - Redaksi].

Untuk itulah kami terus meningkatkan kerjasama ekonomi dan wisata dengan pemerintah Indonesia agar lebih banyak lagi warga Iran untuk berkunjung ke sini dan, begitu juga sebaliknya, kami ingin agar makin banyak orang Indonesia berkunjung ke Iran.

Apa tantangan domestik terbesar yang dihadapi Iran saat ini?

Tantangan utama saat ini adalah bagaimana menerapkan reformasi ekonomi yang telah dirancang pemerintah. Salah satu program reformasi itu adalah memangkas subsidi untuk segala komoditas.

Ini adalah salah satu komitmen dari Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Selain tetap mewujudkan keadilan sosial, pemerintah kini berpikir bagaimana distribusi subsidi harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran negara dan diterapkan ke berbagai tingkat masyarakat.

Masyarakat di Iran terbagi dalam beberapa tingkat, baik berdasarkan penghasilan maupun jumlah anggota keluarga. Ada suatu keluarga yang punya lima mobil, namun ada juga keluarga yang tidak punya kendaraan sama sekali.

Keluarga yang punya lima mobil ini sama-sama menikmati harga bensin bersubsidi. Situasi ini harus dibenahi. Maka, pemerintah mengurangi subsidi harga atas sejumlah komoditas yang hasilnya akan digunakan untuk memberi kompensasi kepada keluarga-keluarga yang kurang mampu. Ini merupakan program pemerintah untuk perbaikan kesejahteraan sosial.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran berkali-kali menerima embargo ekonomi dan perdagangan dari Dewan Keamanan PBB dan negara-negara Barat terkait dengan kepemilikan teknologi nuklir. Bagaimana Iran bisa bertahan dari sanksi-sanksi itu?

Sebenarnya kami sudah mengalami berbagai sanksi selama 32 tahun terakhir. Mulai dari awal Revolusi, sejak Iran menerapkan sistem pemerintahan baru yang diakui di seluruh dunia, sejumlah negara tidak senang dengan situasi itu.

Contohnya, beberapa negara Eropa yang pada awalnya sudah berkomitmen untuk menjalankan sejumlah proyek di Iran. Mereka sudah terima uangnya, namun menelantarkan proyek-proyek sosial dan industri dan meninggalkan begitu saja negara kami.

Salah satu proyek adalah fasilitas pembangkit listrik di Busherh. Saat itu [1975], para kontraktor asal Jerman telah menerima uang untuk membangunnya.

Perangkat-perangkat khusus dibangun di Jerman. Namun, sejak Revolusi Islam Iran [1979], mereka tidak membawa perangkat-perangkat itu dan menghentikan kelanjutan proyek yang seharusnya berguna bagi pembangunan Iran. Padahal proyek pembangkit listrik ini telah memakan biaya yang besar.

Lalu negara-negara Barat menerapkan sejumlah embargo dan sanksi kepada Iran. Situasi ini memaksa Iran untuk mengurangi ketergantungan kepada pihak-pihak asing.

Namun kondisi itu justru membuat Iran menjadi mandiri dan tidak bergantung kepada pihak luar. Iran menjadi percaya diri dalam membangun berdasarkan kemampuan diri sendiri. Maka penerapan sanksi dan embargo sudah kehilangan makna.

Selain itu pihak-pihak asing tidak bisa lagi mempermainkan kami melalui investasi langsung maupun melalui perdagangan bilateral, seperti yang terjadi pada krisis keuangan yang menimpa Indonesia di akhir dekade 1990-an.

Dalam sekejap, ratusan jutaan dolar bisa lenyap akibat ulah para investor asing yang ingin mengguncang pasar saham Indonesia. Iran tidak mengalami kerentanan demikian. Kami pada dasarnya lebih banyak bersandar pada sumber daya dan kemampuan milik kami sendiri.

Negara-negara Barat kemudian berupaya memasung kami dengan memblokade perdagangan minyak dan gas dan perangkat maupun bahan yang bisa digunakan untuk mengembangkan teknologi nuklir di Iran, yang sebenarnya digunakan untuk kepentingan damai.

Namun, rakyat Iran sudah terbiasa menghadapi berbagai tekanan, bahkan terus berkembang. Justru ada kekhawatiran di antara pihak-pihak Barat bahwa sejumlah negara di belahan dunia ini yang menjadikan Iran sebagai model untuk diteladani. Lalu mengapa harus takut bila ada yang menjadikan Iran sebagai model pembangunan.

Sejumlah negara Arab, seperti Tunisia, Mesir, dan Yaman, tengah bergejolak. Apakah Iran khawatir bakal terkena dampak dari revolusi di negara-negara itu?

Bila menyimak dari sejumlah pemberitaan, termasuk dari koran ini [Dia menunjukkan sebuah koran internasional berbahasa Inggris], tampaknya muncul kekhawatiran yang lebih besar bahwa negara-negara yang tengah bergejolak itu akan menerapkan sistem ala Iran, jadi bukan membawa dampak bagi Iran.

Jadi muncul opini bahwa seolah-olah Iran mengambil keuntungan dari pergolakan-pergolakan itu. Bila demikian, rakyat di negara-negara yang bergolak itu melihat Iran sebagai model. Maka, kekhawatiran bahwa krisis di negara-negara itu membawa dampak bagi Iran itu tidak beralasan.

Apakah Iran melihat pergolakan di negara-negara kian mengganggu stabilitas di Timur Tengah?

Kami percaya bahwa setiap upaya campur tangan negara adidaya memiliki dampak yang negatif dan merugikan bagi negara-negara yang tengah bergolak itu. Prinsip Iran adalah berusahalah untuk independen secara mandiri. Maka kami berharap rakyat di negara-negara yang bergolak untuk tidak terpengaruh campur tangan asing dalam menentukan masa depan negeri mereka.

Di sisi lain, ada sejumlah pihak yang ingin terus berkuasa selama mungkin di Timur Tengah sehingga timbul pergolakan. Namun, di saat makin majunya teknologi informasi, banyak orang kini menjadi kritis atas perkembangan di sekitar mereka.

Jadi bila ada pihak-pihak yang mengambil tindakan kepada rezim tertentu, maka rakyat di negara yang bersangkutan akan menentangnya. Seperti pergolakan di Mesir, misalnya. Biarkan rakyat Mesir sendiri yang menentukan, apakah rezim sekarang harus mundur cepat atau lambat.

Kita punya masalah serius di Timur Tengah. Salah satunya adalah masalah pendudukan atas Palestina oleh pasukan penjajah dan mereka yang menyebut diri sebagai Kekuatan Dunia berupaya ikut campur. Banyak negara pada dasarnya tidak senang dengan situasi itu.

Enam puluh tahun lebih Palestina dijajah, namun hingga kini tidak membawa perubahan yang berarti bagi rakyatnya. Semua upaya perundingan dan perjanjian damai tidak menghasilkan apapun.

Saat ini muncul pertimbangan dari kekuatan tertentu agar pergolakan di negara-negara itu tidak sampai mengganggu keamanan Israel. Ini tidak bisa dimengerti bila pergantian rezim harus mengacu pada kepentingan satu negara di kawasan itu.

Mengenai hubungan bilateral antara Iran dan Indonesia, program-program apa yang akan dikerjakan kedua pemerintah tahun ini?

Ada beberapa proyek kemitraan yang akan dibicarakan tahun ini. Salah satunya adalah proyek investasi patungan di Iran dan satunya lagi di Indonesia. Kerjasama itu menyangkut pengolahan minyak dan gas serta petrokimia. Namun, ada beberapa hal teknis yang perlu dibicarakan antara kedua pemerintah.

Bagaimana dengan volume perdagangan kedua negara?

Nilainya tahun lalu sekitar US$1 miliar dan komposisinya berimbang, baik itu ekspor dan impor. Namun untuk meningkatkan volume perdagangan, kita harus melibatkan lebih banyak lagi sektor swasta. Biasanya orientasi pihak swasta masih ke negara-negara Barat, maka kita perlu mengubah fokus menjadi proyek sesama negara Timur. Namun, itu perlu waktu dan bertahap.


Sumber :
http://dunia.vivanews.com/news/read/203797-revolusi-islam-iran-berdampak-luar-biasa

POLITIK

 Pengertian Politik
Kalau kita tinjau dari asal kata politik itu berasal dari bahasa yunani yaitu “polis” dimana artinya adalah negara kota, dan dari kata polis tersebut bisa didapatkan beberapa kata, diantaranya :
1. polities => warga negara
2. politikos => kewarganegaraan
3. politike episteme => ilmu politik
4. Politicia => pemerintahan Negara
Jadi kalau kita tinjau dari asal kata tersebut pengertian politik secara umum dapat dikatakan bahwa politik adalah kegiatan dalam suatu system politik atau Negara yang menyangkut proses penentuan tujuan dari system tersebut dan bagaimana melaksanakan tujuannya.
Namun banyak versi dari pengertian politik tersebut, diantaranya :

1. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.

2. Politik adalah bermacam2 kegiatan dari suatu sistem politik (negara) yg menyangkut proses menentukan tujuan2 dari sistem indonesia dan melaksanakan tujuan2 itu (Mirriam Budiharjo)

3. Politik adalah perjuangan utk memperoleh kekuasaan / teknik menjalankan kekuasaan2 / masalah2 pelaksanaan dan kontrol kekuasaan / pembentukan dan penggunaan kekuasaan (Isjware)

4. Politik adalah pelembagaan dari hubungan antar manusia yg dilembagakan dalam bermacam2 badan politik baik suprastruktur politik dan infrastruktur politik (Sri Sumantri)

5. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (Aristoteles)

6. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara.

7. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat.

8. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

Melihat banyak versi pengertian politik tersebut, maka sebenarnya bisa disimpulkan secara singkat bahwa “politik adalah siasat/cara atau taktik untuk mencapai suatu tujuan tertentu”


 Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Politik
Hal-hal yang berkaitan dengan politik merupakan hal-hal yang dibicarakan dalam politik. Adapun hal-hal yang dibicarakan dalam politik diantaranya adalah:

1) Negara
Adalah suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya. Dapat dikatakan negara merupakan bentuk masyarakat dan organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.

2) Kekuasaan
Adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Yang perlu diperhatikan dalam kekuasaan adalah bagaimana cara memperoleh kekuasaan, bagaimana cara mempertahankan kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu dijalankan.

3) Pengambilan keputusan
Politik adalah pengambilan keputusan melaui sarana umum, keputusan yang diambil menyangkut sektor publik dari suatu negara. Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan politik adalah siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa keputusan itu dibuat.

4) Kebijakan umum
Adalah suatu kumpulan keputusan yang diambill oleh seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu.

5) Distribusi
Adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (values) dalam masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dan penting, nilai harus dibagi secara adil. Politik membicarakan bagaimana pembagian dan pengalokasian nilai-nilai secara mengikat.


 Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai “the art of the general” atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapat-kan kemenangan atau pencapaian tujuan. Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang militer, tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan.


 Politik dan Strategi Nasional
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.


 Tingkat Penentu Kebijakan Dalam Pemerintahan

1) Tingkat penentu kebijakan puncak
a)Meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional dan mencakup penentuan undang-undang dasar.
b)Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara seperti tercantum pada pasal 10 sampai 15 UUD 1945, tingkat penentu kebijakan puncak termasuk kewenangan Presiden sebagai kepala negara.

2) Tingkat kebijakan umum
Merupakan tingkat kebijakan di bawah tingkat kebijakan puncak, yang Iingkupnya menyeluruh nasional dan berisi mengenai masalah-masalah makro strategi guna mencapai idaman nasional dalam situasi dan kondisi tertentu.

3) Tingkat penentu kebijakan khusus
Merupakan kebijakan terhadap suatu bidang utama pemerintah. Kebijakan ini adalah penjabaran kebijakan umum guna merumuskan strategi, administrasi, sistem dan prosedur dalam bidang tersebut. Wewenang kebijakan khusus ini berada di tangan menteri berdasarkan kebijakan tingkat di atasnya.

4) Tingkat penentu kebijakan teknis
Kebijakan teknis meliputi kebijakan dalam satu sektor dari bidang utama dalam bentuk prosedur serta teknik untuk mengimplementasikan rencana, program dan kegiatan.

5) Tingkat penentu kebijakan di daerah
Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di daerah terletak pada Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat di daerahnya masing-masing.
Kepala daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD. Kebijakan tersebut berbentuk Peraturan Daerah (Perda) tingkat I atau II.






Sumber :
http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/1935230-pengertian-politik/#ixzz1GEcthhjt
http://revolsirait.com/pengertian-politik
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/politik-dan-strategi-nasional-31/ http://rudyregobiz.wordpress.com/pengertian-politik-dan-strategi-nasional/ http://irena040506.wordpress.com/2011/05/17/politik-dan-strategi-nasional/

Minggu, 08 Mei 2011

Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek IPOLEKSOSBUDHANKAM

 Aspek Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan motivasi. Ideologi juga mengandung suatu konsep dasar tentang kehidupan yang diciptakan oleh suatu bangsa. Keampuhan suatu ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya, yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi dan kehidupan manusia.
1. Ideologi Liberalisme
Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi manusia yang melekat sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa, kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materi yang melimpah serta didapat secara bebas.
2. Ideologi Komunisme
Aliran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan kuat menindas golongan lemah. Karena itu Karl Marx menyerukan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan dari golongan kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara.
3. Paham Agama
Ideologi bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kitab suci agama. Negara membina kehidupan keagamaan umat. Negara bersifat spiritual religius. Dalam bentuk lain negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupannya.
4. Ideologi Pancasila
Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh berkembang di Indonesia.
Upaya memperkuat Ketahanan Ideologi memerulkan memerlukan langkah pembinaan berikut:
• Pengamalan pancasila secara obyektif dan subyektif
• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia
• Pendidikan moral Pancasila
• Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari Pancasila


 Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan, ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari dalam maupun luar.
Perwujudan ketahanan dalam aspek politik memerlukan kehodupan politik bangsa yang sehat, dinamis dan mampu memelihara stabilitas politik.
1. Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri
i. Sistem pemerintahan berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang bersifat absolut.
ii. Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun bukan perbedaan mengenai nilai dasar.
iii. Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat.
2. Ketahanan Pada Aspek Politik Luar Negeri
i. Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang dalam rangka memantapkan persatuan bangsa serta keutuhan NKRI.
ii. Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang serta antara negara berkembang dengan negara maju sesuai kemampuan demi kepentingan nasional.
iii. Citra positif Indonesia perlu ditingkatkan dan diperluas melalui promosi, peningkatan diplomasi, pertukaran pelajar dan lain sebagainya.
Upaya mewujudkan ketahan pada aspek politik:
• Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum
• Mekanisme politik yang memungkinakan adanya perbedaan pendapat
• Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat
 Aspek Ekonomi
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis, menciptakan kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata.
Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan pembinaan berbagai hal yaitu antara lain :
1) sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemaknmuran dan kesejahtaeraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
2) ekonomi kerakyatan harus menghindarkan sistem free fight liberalism, etatisme dan monopolistis.
3) struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keterpaduan antar sektor pertanian, industri serta jasa.
4) pembangunan ekonomi memotivasi serta mendorong peran serta masyarakat secara aktif.
5) pemerataan pembangunan dan pemanfaataan hasil-hasilnya senantiasa memperhatikan keseimbangan antar sektor dan antar wilayah.
 Aspek Sosial Budaya
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial budaya bangsa yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat yang rukun bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera. Masyarakat tersebut haruslah mampu menangkal penetrasi terhadap budaya asing yang tidak sesuai kebudayaan nasional
Esensi pengaturan dan penyelenggaraaan kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia yang demikian adalah pengembangan kondisi sosial budaya Indonesia dimana setiap warga masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi manusiawinya berdasarkan Pancasila.
Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan sosial budaya warga negara Indonesia perlu:
Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
 Aspek Pertahanan dan Keamananan
Ketahanan pertahanan dan keamanan yang diharapkan merupakan kondisi daya tangkal yang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat dan mengandung kemampuan memelihara stabillitas pertahanan dan keamanan negara.
Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu :
1) memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi tantangan.
2) sadar dan peduli akan pengaruh yang timbul pada aspek ipoleksosbudhankam sehingga setiap warga negara dapat mengeliminir pengaruh buruk pada aspek-aspek tersebut.
Apabila setiap warga negara memiliki semangat perjuangan bangsa, sadar serta perduli terhadap pengaruh yang timbul dan dapat mengeliminir pengaruh tersebut, maka ketahanan nasional Indonesia akan terwujud.

Sumber :
http://anditanurul.wordpress.com/2011/04/22/pengaruh-sistem-ketahanan-nasional-pada-aspek-ipoleksosbudhankam-tulisan/

SISTEM KETAHANAN NASIONAL

1. Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
 Tantangan adalah suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan menggugah kemampuan.
 Ancaman adalah suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan mengubah dan merombak kebijaksanaan yang dilandaskan secara konsepsional. Ancaman dibagi dua yaitu :
i. Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat indonesia.
ii. Ancaman dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.
 Hambatan adalah suatau hal yang bersifat melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional yang berasal dari dalam.
 Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
 Ketangguhan adalah kekuatan yang menguatkan sehingga menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.
 Identitas adalah ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya yang menjadikan suatu bangsa dengan kecirikhasannya.
 Integritas adalah kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional yang bersifat semangat.



2. Asas – Asas Ketahanan Nasional
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut (Lemhannas, 2000: 99 – 11).

i. Asas kesejahtraan dan keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.
ii. Asas komprehensif/menyeluruh terpadu
Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.
iii. Asas kekeluargaan

Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

3. Aspek - Aspek Ketahanan Nasional
 Aspek Ekonomi
Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan negara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi memerlukan pembinaan sebagai berikut:
• Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Nusantara melalui eknomi kerakyatan
• Ekonomi kerakyatan harus menghindari sistem free fight liberalism, etatisme, dan monopoli ekonomi
• Pembangunan ekonomi merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan
• Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasilnya dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian pembangunan antarwilayah dan antar sektor.
 Aspek Sosial Budaya
Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.
Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan sosial budaya warga negara Indonesia perlu:
• Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
 Aspek Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu:
• Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional.
• Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan
 Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan kehidupan politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945 yan telah disepakati dan dibuat.
 Aspek Ideologi
Dapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan ideologi bangsa Indonesia. Ketahanan ini diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Upaya memperkuat Ketahanan Ideologi memerulkan memerlukan langkah pembinaan berikut:
• Pengamalan pancasila secara obyektif dan subyektif
• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia
• Pendidikan moral Pancasila


Sumber :
http://organisasi.org/pengertian_arti_definisi_ketahanan_nasional_bangsa_negara_indonesia_belajar_gratis_pelajaran_pengetahuan_pmp_dan_ppkn_online
http://liyantanto.wordpress.com/2009/10/16/ketahanan-nasional/
http://aku-siti-istiqomah.blogspot.com/2011/04/ketahanan-nasional.html

Minggu, 03 April 2011

TUGAS SOFTSKILL bilan ke-2

WAWASAN NUSANTARA SBG GEOPOLITIK INDONESIA

1. TEORI GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI

Menurut para ahli :

• Frederick Ratzel
* Negara dianalogikan dgn pertumbuhan organisme (mahluk hidup).
* Negara identik ruang ditempati kelompok politik/kekuatan (teori ruang).
* Hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup.
* Makin tinggi budaya bangsa, makin besar butuh SDA (ekspansi).
* Kekuatan darat dan laut
• Rudolf Kjellen
* Negara: biologi (organisme + intelektual) cari ruang utk rakyatnya
* Negara: sistem politik meliputi geopolitik, ek politik, politik kekuasaan
* Negara harus mampu berswasembada & manfaatkan sosbud +
* Kekuatan imperium kontinental dapat mengontrol kekuatan di laut.
• Karl Haushofer
Imperium datar dpt mengejar imperium maritim utk kuasai/awasi laut.
Bbrp N bsr akan kuasai Eropa, Afrika, Asia Barat, Jepang di Asia Raya.
Geopolitik: doktrin negara yg titikberatkan soal-soal strategis perbatasan.
Tekanan kekuatan & sosial: pembagian baru kekayaan alam di dunia.
Geopolitik: landasan tindakan pol perjuangan dapatkan ruang hidup.
• Sir Halford Machinder
Wawasan Benua: menguasai daerah jantung, yaitu Eurasia akan kuasai
pulau dunia, dengan menguasai pulau dunia akan dapat menguasai dunia

• Sir Walter Releigh dan Alfert Thyer Mahan
Wawasan Bahari:menguasai lautan akan menguasai perdagangan,
akan kekayaan dunia sehingga, akhirnya akan menguasai dunia.

• W. Mitchel. A Sarversky, Giulio Douhet, dan John Frederik Charles Fuller
Wawasan Dirgantara: yaitu kekuatan udara dapat diandalkan untuk
tangkis ancaman & melumpuhkan kekuatan lawan di kandang sendiri

• Nickolas J Spykman
Wawasan Kombinasi: gabungkan kekuatan darat, laut, dan udara


2. PAHAM GEOPOLITIK INDONESIA

* Geopolitik I: persatuan dan kesatuan: Bhineka Tunggal Ika
* Bangsa Indonesiacinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan
dan kedaulatan nusantara
* Paham Indonesia tentangnegara kepulauan (berbeda dengan paham
archipelago Barat: laut sebagai pemisah pulau) laut sbg penghubung
pulau, wilayah negara: satu kesatuan utuh tanah air.


3. INDONESIA SBG NEGARA KEPULAUAN
Geografi Nusantara: untaian ribuan pulau yg tersebar dan terbentang
di khatulistiwa serta terletak di posisi silang dunia yg sangat strategis.
Letak dan posisi geografi Indonesia:nusantara, yaitu nusa (pulau) yang
berada di antara(posisi silang), antara benua, Asia, Eropa, dan Australia,

4. ASPEK KEWILAYAHAN

HUKUM LAUT
* Res Nullius: laut tidak ada yang mempunyainya, dapat diambil,
dimiliki masing-masing negara.
* Res Communis: laut itu adalah milik masyarakat dunia,
tidak dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara.
* Hugo de Groot(Belanda) bukunya Mare Liberum: laut bebas untuk BB
* Grotiusbukunya De Jure Belli Ac Pasis(1625):laut sepanjang pantai
suatu negara dapat dimiliki sejauh yang dapat dikuasai dari darat.
* Cornelis van Bynkershoek, bukunya De Dominio Maris Disertatio;
penguasaan dari darat (atas laut) berada sejauh yg dapat dikuasai
meriam dari darat, yang pada waktu itu diperkirakan sejauh 3 mil.


DEFINISI WAWASAN NUSANTARA
Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang
bersumber dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang
bersumber dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri (yg majemuk)
dan lingkungannya (sbg NEGARA kepulauan dan posisi silang)
dengan mengutamakanpersatuan dankesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

• Latar belakang
• Falsafah Pancasila
Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah:
1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing- masing.
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
• Aspek Kewilayahan Nusantara
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.
• Aspek Sosial Budaya
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing - masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar.
• Aspek Kesejarahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan wawasan nasional Indonesia yang diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.

• Unsur Dasar Wawasan Nusantara
1. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya. Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infra struktur politik.


2. Isi (Content)
Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut di atas bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam. Isi menyangkut dua hal, pertama realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional persatuan, kedua persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.
3. Tata laku (Conduct)
Hasil interaksi antara wadah dan isi wasantara yang terdiri dari :
- Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang balk dari bangsa Indonesia.
- Tata laku Iahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia.
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.
• Landasan wawasan nusantara
Wawasan nasional dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianut oleh negara yang bersangkutan.
1. Paham-paham kekuasaan
a. Machiavelli (abad XVII)
Dengan judul bukunya “The Prince” dikatakan sebuah negara itu akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil:
1. Dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan segala cara dihalalkan.
2. Untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (clavicle etempera) adalah sah.
3. Dalam dunia politik, yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.
b. Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
Perang di masa depan merupakan perang total, yaitu perang yang mengerahkan segala daya upaya dan kekuatan nasional. Napoleon berpendapat kekuatan politik harus didampingi dengan kekuatan logistik dan ekonomi, yang didukung oleh sosial budaya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Jendral Clausewitz (abad XVII)
Jendral Clausewitz sempat di usir pasukan Napoleon hingga sampai Rusia dan akhirnya dia bergabung dengan tentara kekaisaran Rusia. Dia menulis sebuah buku tentang perang yang berjudul “Vom Kriegen” (tentang perang). Menurut dia perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain.
d. Fuerback dan Hegel (abad XVII)
Paham materialisme Fuerback dan teori sintesis Hegel menimbulkan aliran kapitalisme dan komunisme. Pada waktu itu berkembang paham perdagangan bebas (merchantilism). Menurut mereka ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus ekonominya, terutama diukur dengan seberapa banyak emas yang dimiliki oleh negara itu.
1. Lenin (abad XIX)
Memodifikasi teori Clausewitz dan teori ini diikuti oleh Mao Zhe Dong yaitu perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Perang bahkan pertumpahan darah/ revolusi di negara lain di seluruh dunia adalah sah, yaitu dalam rangka mengomuniskan bangsa di dunia.
2. Lucian W. Pye dan Sidney
Tahun 1972 dalam bukunya Political Cultural dan Political Development dinyatakan bahwa kemantapan suatu sistem politik hanya dapat dicapai apabila berakar pada kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan. Kebudayaan politik akan menjadi pandangan baku dalam melihat kesejarahan sebagai satu kesatuan budaya.

• Arah pandang wawasan nusantara
1. Arah pandang wawasan nusantara ke dalam
bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan nasional. Arah pandang ke dalam ini menitikberatkan pada aspek internal dalam tubuh NKRI. Sehingga permasalahan-permasalah seperti disintegrasi bangsa dalam bentuk apapun dapat dicegah dan diatasi sedini mungkin.
2. Arah pandang wawasan nusantara ke luar.
bertujuan untuk menjamin kepentingan nasional (tujuan nasional dan cita-cita nasional) dalam dunia internasional.

• Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

• Tujuan Wawasan Nusantara
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu :
• Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial".
• Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.


• Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara
Kedudukan (status) wawasan nusantara adalah posisi, cara pandang, dan perilaku bangsa Indonesia mengenai dirinya yang kaya akan berbagai suku bangsa, agama, bahasa, dan kondisi lingkungan geografis yang berwujud negara kepulauan, berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Secara hierarki, posisi atau status wawasan nusantara menempati urutan ketiga setelah UUD 1945. Urutan sistem kehidupan nasional Indonesia adalah:
1. Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa, dan dasar negara.
2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
3. Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.
4. Ketahanan nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara Indonesia.
5. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan nasional.

Tugas saoftskill 2 Bulan ke-2

I. PAHAM KEKUASAAN DAN TEORI GEOPOLITIK
Beberapa para ahli banyak yang berpendapat tentang Paham kekuasan dan geopolitik. Wawasan nasional dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianut oleh negara yang bersangkutan.

1. Paham-Paham Kekuasaan
a. Machiavelli (abad XVII)
Sebuah negara itu akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil:
1. Dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan segala cara dihalalkan
2. Untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (devide et empera) adalah sah.
3. Dalam dunia politik,yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.
b. Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
Perang dimasa depan merupakan perang total, yaitu perang yang mengerahkan segala daya upaya dan kekuatan nasional. Napoleon berpendapat kekuatan politik harus didampingi dengan kekuatan logistik dan ekonomi, yang didukung oleh sosial budaya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa untuk membentuk kekuatan pertahanan keamanan dalam menduduki dan menjajah negara lain.
c. Jendral Clausewitz (abad XVIII)
Jendral Clausewitz sempat diusir pasukan Napoleon hingga sampai Rusia dan akhirnya dia bergabung dengan tentara kekaisaran Rusia. Dia menulis sebuah buku tentang perang yang berjudul “Vom Kriegen” (tentang perang). Menurut dia perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Buat dia perang sah-sah saja untuk mencapai tujuan nasional suatu bangsa.
d. Fuerback dan Hegel
Ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus ekonominya, terutama diukur dengan seberapa banyak emas yang dimiliki oleh negara itu.
e. Lenin (abad XIX)
Perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Perang bahkan pertumpahan darah/revolusi di negara lain di seluruh dunia adalah sah, yaitu dalam rangka mengkomuniskan bangsa di dunia.
f. Lucian W. Pye dan Sidney
Kemantapan suatu sistem politik hanya dapat dicapai apabila berakar pada kebudayaan politik bangsa ybs. Kebudayaan politik akan menjadi pandangan baku dalam melihat kesejarahan sebagai satu kesatuan budaya.
Dalam memproyeksikan eksistensi kebudayaan politik tidak semata-mata ditentukan oleh kondisi-kondisi obyektif tetapi juga harus menghayati kondisi subyektif psikologis sehingga dapat menempatkan kesadaran dalam kepribadian bangsa.

2. Teori–Teori Geopolitik (ilmu bumi politik)
Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala politik dari aspek geografi. Teori ini banyak dikemukakan oleh para sarjana seperti :
a. Federich Ratzel
1. Pertumbuhan negara dapat dianalogikan (disamakan) dengan pertumbuhan organisme (mahluk hidup) yang memerlukan ruang hidup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup tetapi dapat juga menyusut dan mati.
2. Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi ruang makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh (teori ruang).
3. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang unggul yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng.
4. Semakin tinggi budaya bangsa semakin besar kebutuhan atau dukungan sumber daya alam. Apabila tidak terpenuhi maka bangsa tsb akan mencari pemenuhan kebutuhan kekayaan alam diluar wilayahnya (ekspansi). Apabila ruang hidup negara (wilayah)
sudah tidak mencukupi, maka dapat diperluas dengan mengubah batas negara baik secara damai maupun dengan kekerasan/perang. Ajaran Ratzel menimbulkan dua aliran :
-menitik beratkan kekuatan darat
-menitik beratkan kekuatan laut



b. Rudolf Kjellen
1. Negara sebagai satuan biologi, suatu organisme hidup. Untuk mencapai tujuan negara, hanya dimungkinkan dengan jalan memperoleh ruang (wilayah) yang cukup luas agar memungkinkan pengembangan secara bebas kemampuan dan kekuatan rakyatnya.
2. Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang: geopolitik, ekonomipolitik, demopolitik, sosialpolitik dan kratopolitik.
3. Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar, tetapi harus mampu swasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan kekuatan nasional.
c. Karl Haushofer
Pandangan Karl Haushofer ini berkembang di Jerman di bawah kekuasan Adolf Hitler, juga dikembangkan ke Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme. Pokok– pokok teori Haushofer ini pada dasarnya menganut teori Kjelen, yaitu sebagai berikut :
1. Kekuasan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasan imperium maritim untuk menguasai pengawasan dilaut
2. Negara besar didunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia timur raya.
3. Geopulitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan. Geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan hidup untuk mendapatkan ruang hidup (wilayah).
d. Sir Halford Mackinder (konsep wawasan benua)
Teori ahli Geopolitik ini menganut “konsep kekuatan”. Ia mencetuskan wawasan benua yaitu konsep kekuatan di darat. Ajarannya menyatakan ; barang siapa dapat mengusai “daerah jantung”, yaitu Eropa dan Asia, akan dapat menguasai “pulau dunia” yaitu Eropa, Asia, Afrika dan akhirnya dapat mengusai dunia.
e. Sir Walter Raleigh dan Alferd Thyer Mahan (konsep wawasan bahari)
Barang siapa menguasai lautan akan menguasai “perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai “kekayaan dunia” sehinga pada akhirnya menguasai dunia.
f. W.Mitchel, A.Seversky, Giulio Douhet, J.F.C.Fuller (konsep wawasan dirgantara)
Kekuatan di udara justru yang paling menentukan. Kekuatan di udara mempunyai daya tangkis terhadap ancaman dan dapat melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran dikandang lawan itu sendiri agar tidak mampu lagi bergerak menyerang.

g. Nicholas J. Spykman
Teori daerah batas (RIMLAND) yaitu teori wawasan kombinasi, yang menggabungkan kekuatan darat, laut, udara dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara.

II. Wawasan Nasional Indonesia
Wawasan nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan wawasan nasional secara universal sehingga dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dipakai negara Indonesia.
• Paham kekuasaan Indonesia
Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham tentang perang dan damai berdasarkan : “Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Dengan demikian wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu kekuatan karena hal tersebut mengandung persengketaan dan ekspansionisme.
Bangsa Indonesia yang berfalsafah & berideologi Pancasila menganut paham : tentang perang dan damai berupa, Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan.

III. BATAS WILAYAH INDONESIA
Wilayah Indonesia Saat Proklamasi
17 Agustus 1945 masih berlaku TERRITORIALE ZEE EN MARITIEME KRINGEN ORDONANTIE TAHUN 1939. Dimana lebar laut wilayah Indonesia adalah 3 mil diukur dari garis air rendah dari masing-masing pulau Indonesia. Penetapan lebar wilayah laut 3 mil ini, tidak menjamin kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (bila dihadapkan dengan pergolakkan pergolakkan yang terjadi di dalam negeri dan lingkungan keadaan alam). Atas pertimbangan tersebut maka keluarlah :
• Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957
Menyatakan tentang penentuan batas lautan teritorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau negara Indonesia.
Maka sejak itu berubahlah luas wilayah Indonesia dari kurang lebih 2 juta km persegi menjadi 5 juta km persegi dimana kurang lebih 65 % wilayahnya terdiri dari laut atau perairan (negara maritim), dan 35 % adalah daratan. Terdiri dari 17.508 buah pulau dengan : 5 (lima) buah pulau besar : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya dan 11.808 pulau-pulau kecil yang belum diberi nama.Dengan luas daratan : kurang lebih 2.028.087 km persegi. Dengan panjang pantai : kurang lebih 81.000 km persegi. Topografi daratannya : merupkan pegunungan dengan gunung-gunung berapi, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif.
Jadi pengertian Nusantara adalah kepulauan indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau-pulau baik pulau besar dan pulau kecil dan diantara batas-batas astronomis sebagai berikut :
•Utara :06o 08o lintang utara
•Selatan : 11o 15o lintang selatan
•Barat : 94o 45o bujur barat
•Timur : 141o 05o derajad bujur timur
•Dengan jarak Utara – Selatan : kurang lebih 1.888 km persegi.
Jarak antara Barat – Timur : kurang lebih 5.110 km persegi.

• UNCLOS 1982
UNCLOS 1982(United Nation Convention On The Law Of The Sea). Indonesia meratifikasi UNCLOS 1982 melalui Undang Undang No. 17 th 1985 pada tanggal 13 desember 1985.
Berlakunya UNCLOS 1982, akan berpengaruh dalam upaya pemanfaatan laut bagi kepentingan kesejahteraan seperti , bertambah luasnya Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Landas Kontinen Indonesia (200 mil).
UNCLOS 1982 memberikan keuntungan bagi pembangunan nasional: Bertambah luasnya perairan yuridiksi nasional berikut kekayaan alam yang terkandung dilaut dan dasar lautnya, serta terbukanya peluang untuk memanfaatkan laut sebagai medium transportasi namun dari segi kerawanan juga bertambah.
Perjuangan Indonesia selanjutnya menegakkan kedaulatan dirgantara terutama dalam rangka memanfaatkan wilayah Geo Stationery Orbit (GSO) yang dapat dijadikan wilayah kepentingan ekonomi maupun pertahanan dan keamanan negara dan bangsa Indonesia.