Bab 3
Metode Penelitian
3.1 Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan adalah metode survei, untuk menemukan suatu pengaruh dari tiga variabel penelitian yakni variabel terikat atau dependent kepuasan pelanggan, variabel bebas atau independent kualitas pelayanan dan harga.
3.2 Data dan Variabel
Kualitas pelayanan ditentukan sebagai variabel bebas (independent variable), yaitu variabel X.
Variabel pelayanan adalah ukuran pelayanan yang disesuaikan dengan hasil jawaban responden dilihat dari Sinyal, Jaringan, Tarif yang diberikan provider Esia.
Kepuasan pelanggan ditentukan sebagai variabel tidak bebas (dependent variable), yaitu variabel Y.
Variabel kepuasan pelanggan adalah ukuran kepuasan yang disesuaikan dengan hasil jawaban responden dilihat dari kesetiaan, keluhan (complain), partisipasi yang dirasakan oleh pengguna dari pelayanan yang diberikan oleh provider Esia.
3.3 Alat Analisis
3.3.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil korelasi antara skor pernyataan dan skor keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi dalam kuesioner.
Jenis korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson antara skor setiap pernyataan dan skor total item. Cara memperoleh angka korelasi dalam uji validitas dengan alat bantu software SPSS. Alternatif pertama pengujian validitas dengan SPSS 13.0 adalah menggunakan angka r hasil korelasi pearson yang dihasilkan melalui sub menu correlate pada piihan Bivariaten, sedangkan alternatif kedua adalah menggunakan nilai r hasil corrected item total Correlation melalui sub menu scale pada pilihan Reliable Analysis.
3.3.2 Uji Analisis Data
Korelasi produk momen (Pearson) adalah teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan study korelasi yakni mencari hubungan sebab akibat yang menunjukkan ketergantungan variabel yang satu terhadap variabel lainnya (Sugiono, 2002: 213), yang dapat ditunjukkan dengan
r = n.∑xy-∑x.∑y
√n.∑x2-(∑x)2. √n.∑y2-(∑y)2.
Dimana :
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Responden
x = skor dari kualitas Pelayanan
y = skor dari kepuasan pelanggan
3.3.3 Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya koefisien kontribusi variabel bebas (kualitas pelayanan) terhadap variabel terikat (kepuasan pelanggan), maka digunakan “koefisien korelasi”, dengan rumus :
Kp = (r2x100%)
Dimana,
Kp : Koefisien penentu
r2 : Koefisien Korelasi
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah teknik pengambilan sampel aksidental (accidenta sampling) yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data. Dengan memakai populasi terjangkau dari pelanggan Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen dan jumlah responden terjangkau yang ditetapkan sebanyak 30 responden.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui instrumen yang disusun berbentuk kuesioner yang diisi para responden. Sedangkan kisi-kisi kuesioner disusun berdasarkan indikator yang berasal dari konstruk yangdijelaskan dalam penelitian. Pengukuran yang dipergunakan agar menjadi data yang bersifat kuantitatif adalah dengan menggunakan skala likert dengan perujuk pada empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju dengan bobot skor masing-masing 4,3,2,1.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan penghitungan SPSS (Statistical Product Service and Solution).
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi yang dimaksud disini adalah mahasiswa dan mahasiswi Universitas Gunadarma yang berada di fakultas ekonomi manajemen sebagai pengguna provider Esia.
Sampel
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel secara acak sederhana dengan mengambil sampel mahasiswa dan mahasiswi kelas 3EA di fakultas ekonomi manajemen Universitas Gunadarma sebanyak 30 orang sebagai wakil-wakil representatif dari populasi tersebut.
Sabtu, 22 Oktober 2011
Minggu, 16 Oktober 2011
ANALISIS JURNAL BAB II
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori
Loyalitas
Yang dimaksud dengan loyalitas pelanggan secara umum dapat diartikan
sebagai kesetiaan seseorang suatu barang atau jasa tertentu. Loyalitas pelanggan
merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen walaupun tidak
mutlak merupakan hasil kepuasan konsumen.
Menurut Shellyana dan Dharmmesta (2002), loyalitas mempunyai pola pembelian ulang pada merek fokal yang merupakan loyalitas sesungguhnya atau loyalitas pada merek tunggal. Sehingga loyalitas pelanggan disini dapat diartikan sebagai loyalitas merek.
Sedangkan definisi dari konsumen loyal adalah seseorang yang melakukan
aktifitas membeli barang atau jasa yang memenuhi kriteria sebagai berikut
(Griffin, 1995):
1. Melakukan pembelian ulang secara berkala.
2. Membeli produk lain yang ditawarkan produsen yang sama.
3. Merekomendasikan produk atau jasa tersebut kepada orang lain.
Sedang yang dimaksud dengan retensi pelanggan adalah lebih dari sekedar
loyalitas/ kesetiaan, namun bagaimana suatu perusahaan dapat mempertahankan
pelanggan tersebut dalam jangka panjang. Sehingga menurut Griffin (1995),
retensi pelanggan merupakan bagian penting dalam meraih loyalitas pelanggan
yang diharapkan.
Tahapan loyalitas konsumen menurut Oliver (1998) terbagi atas tiga
tahapan, yaitu fase kognitif, fase afektif dan fase konatif. Ketiga tahapan diatas
terjadi secara berurutan satu dengan lainnya.
Pada tahap pertama dari loyalitas adalah fase kognitif, dimana informasi
tentang produk, jasa dan merek yang diterima oleh konsumen mengindikasikan
bahwa produk, jasa dan merek yang ditawarkan lebih diinginkan konsumen
dibandingkan dengan produk, jasa dan merek alternatif. Tahapan yang kedua
adalah tahap afektif, dimana loyalitas diperoleh sebagai akumulasi dari kepuasan
atas penggunaan produk, jasa dan merek tertentu.
Yang terakhir adalah fase konatif, dimana ini adalah tahapan akhir dalam
membentuk loyalitas secara benar. Tahapan ini terjadi sebagai akibat dari
pengulangan secara positif atas pembelian produk, jasa dan merek tertentu.
2.2 Hipotesis
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan provider Esia dikalangan mahasiswa Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen yaitu :
1. Harga yang relatif terjangkau dikalangan mahasiswa
2. Kebutuhan konsumen akan telepon murah
3. Jaringan sinyal provider Esia yang baik
4. Brand image Esia yang sebagai pelopor telepon murah
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
H1 : ada pengaruh kualitas dan tarif produk terhadap loyalitas pengguna provider Esia
Sedangkan Ho adalah tidak ada pengaruh kualitas dan tarif produk terhadap loyalitas pengguna provider Esia.
2.3 Pengembangan Hipotesis
Pengaruh faktor-faktor mengapa kebanyakan mahasiswa memilih provider Esia dibandingkan provider lain yaitu meningkatnya kebutuhan mahasiswa akan telepon murah. Bagi mahasiswa komunikasi lewat telepon sudah seperti kebutuhan tetapi sering terkendala dengan tarif telepon yang cukup mahal yang ditawarkan provider lain dan provider Esia menawarkan apa yang mahasiswa butuhkan. Selain itu kualitas produk Esia seperti sinyal dinilai cukup baik jarang terjadi kendala. Faktor-faktor ini mempengaruhi loyalitas terhadap provider Esia.
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Khoirul Anam (2010) skripsi : “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Esia Center Darmo Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas dan tarif produk terhadap loyalitas pengguna provider Esia dikalangan mahasiswa Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen.
LANDASAN TEORI
2.1 Teori
Loyalitas
Yang dimaksud dengan loyalitas pelanggan secara umum dapat diartikan
sebagai kesetiaan seseorang suatu barang atau jasa tertentu. Loyalitas pelanggan
merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen walaupun tidak
mutlak merupakan hasil kepuasan konsumen.
Menurut Shellyana dan Dharmmesta (2002), loyalitas mempunyai pola pembelian ulang pada merek fokal yang merupakan loyalitas sesungguhnya atau loyalitas pada merek tunggal. Sehingga loyalitas pelanggan disini dapat diartikan sebagai loyalitas merek.
Sedangkan definisi dari konsumen loyal adalah seseorang yang melakukan
aktifitas membeli barang atau jasa yang memenuhi kriteria sebagai berikut
(Griffin, 1995):
1. Melakukan pembelian ulang secara berkala.
2. Membeli produk lain yang ditawarkan produsen yang sama.
3. Merekomendasikan produk atau jasa tersebut kepada orang lain.
Sedang yang dimaksud dengan retensi pelanggan adalah lebih dari sekedar
loyalitas/ kesetiaan, namun bagaimana suatu perusahaan dapat mempertahankan
pelanggan tersebut dalam jangka panjang. Sehingga menurut Griffin (1995),
retensi pelanggan merupakan bagian penting dalam meraih loyalitas pelanggan
yang diharapkan.
Tahapan loyalitas konsumen menurut Oliver (1998) terbagi atas tiga
tahapan, yaitu fase kognitif, fase afektif dan fase konatif. Ketiga tahapan diatas
terjadi secara berurutan satu dengan lainnya.
Pada tahap pertama dari loyalitas adalah fase kognitif, dimana informasi
tentang produk, jasa dan merek yang diterima oleh konsumen mengindikasikan
bahwa produk, jasa dan merek yang ditawarkan lebih diinginkan konsumen
dibandingkan dengan produk, jasa dan merek alternatif. Tahapan yang kedua
adalah tahap afektif, dimana loyalitas diperoleh sebagai akumulasi dari kepuasan
atas penggunaan produk, jasa dan merek tertentu.
Yang terakhir adalah fase konatif, dimana ini adalah tahapan akhir dalam
membentuk loyalitas secara benar. Tahapan ini terjadi sebagai akibat dari
pengulangan secara positif atas pembelian produk, jasa dan merek tertentu.
2.2 Hipotesis
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan provider Esia dikalangan mahasiswa Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen yaitu :
1. Harga yang relatif terjangkau dikalangan mahasiswa
2. Kebutuhan konsumen akan telepon murah
3. Jaringan sinyal provider Esia yang baik
4. Brand image Esia yang sebagai pelopor telepon murah
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
H1 : ada pengaruh kualitas dan tarif produk terhadap loyalitas pengguna provider Esia
Sedangkan Ho adalah tidak ada pengaruh kualitas dan tarif produk terhadap loyalitas pengguna provider Esia.
2.3 Pengembangan Hipotesis
Pengaruh faktor-faktor mengapa kebanyakan mahasiswa memilih provider Esia dibandingkan provider lain yaitu meningkatnya kebutuhan mahasiswa akan telepon murah. Bagi mahasiswa komunikasi lewat telepon sudah seperti kebutuhan tetapi sering terkendala dengan tarif telepon yang cukup mahal yang ditawarkan provider lain dan provider Esia menawarkan apa yang mahasiswa butuhkan. Selain itu kualitas produk Esia seperti sinyal dinilai cukup baik jarang terjadi kendala. Faktor-faktor ini mempengaruhi loyalitas terhadap provider Esia.
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Khoirul Anam (2010) skripsi : “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Esia Center Darmo Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas dan tarif produk terhadap loyalitas pengguna provider Esia dikalangan mahasiswa Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen.
Selasa, 11 Oktober 2011
PERILAKU KONSUMEN
Perilaku Konsumen
Latar Belakang Masalah
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.
Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Menurut Susan A. Friedmann, setidaknya perlu memahami “10 ayat-ayat” berikut agar dapat menajamkan fokus dalam melayani konsumen. Ketahui siapa bos sebenarnya. Anda berbisnis untuk melayani konsumen, dan Anda hanya dapat melakukan itu apabila mengetahui keinginan mereka. Jika Anda sungguh-sungguh mendengarkan konsumen, mereka akan menjelaskan apa yang dikehendaki dan bagaimana sebaiknya Anda memberikan pelayanan terbaik untuk mereka. Jangan lupa bahwa yang “membayar” gaji kita dan memungkin bisnis ini berjalan adalah konsumen.
Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsumen
ISI
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Sedangkan Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain adalah :
Menurut James F. Engel - Roger D. Blackwell - Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
Menurut Kotler dan Armstrong (1996) terdapat dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi.
Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :
a.Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
Hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.
b.Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C
Persaman dan perbedaan:
Persamaan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)
Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh.
Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau indeks elastisitas.
3 Konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro
1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang (Ec)
3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Kesimpulan
konsumen adalah seseorang yang memiliki pendapatan yang dipergunakan untuk membeli barang kebutuhan. sedangkan perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan seseorang individu atau kelompok dan organisasi dalam mendapatkan atau mengunakan produk. terdapat dua teori pendekatan perilaku konsumen yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal. perilaku konsumen ini sangat didasari dengan motivasi, dan kebutuhan konsumen itu sendiri.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen:
Kekuatan Sosial Budaya, Budaya, Kekuatan Faktor Psikologis, Faktor Sikap Dan Keyakinan, Konsep Diri
Status / Penghargaan yang diberikan oleh masyarakat
Ada 2 faktor :
1). Faktor - Faktor Pribadi :
a. Umur dan Tahap daur Hidup
b. Pekerjaan
c. Situasi Ekonomi
d. Gaya Hidup
e. Kepribadian dan Konsep diri
2). Faktor Faktor Psikologi
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pengetahuan
d. Keyakinan dan sikap
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen
http://www.anneahira.com/artikel-umum/perilaku-konsumen.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/perilaku-konsumen-dan-produse/
http://irwan.ndaru.staff.gunadarma.ac.id/BAB+II+TINJAUAN+PUSTAKA+PHK.doc
http://kumpulantugasekonomi.blogspot.com/2010/02/makalah-perilaku-konsumen-memahami.html
http://nurfaizinbenny.blogspot.com
Latar Belakang Masalah
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.
Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Menurut Susan A. Friedmann, setidaknya perlu memahami “10 ayat-ayat” berikut agar dapat menajamkan fokus dalam melayani konsumen. Ketahui siapa bos sebenarnya. Anda berbisnis untuk melayani konsumen, dan Anda hanya dapat melakukan itu apabila mengetahui keinginan mereka. Jika Anda sungguh-sungguh mendengarkan konsumen, mereka akan menjelaskan apa yang dikehendaki dan bagaimana sebaiknya Anda memberikan pelayanan terbaik untuk mereka. Jangan lupa bahwa yang “membayar” gaji kita dan memungkin bisnis ini berjalan adalah konsumen.
Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsumen
ISI
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Sedangkan Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain adalah :
Menurut James F. Engel - Roger D. Blackwell - Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
Menurut Kotler dan Armstrong (1996) terdapat dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi.
Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :
a.Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
Hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.
b.Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C
Persaman dan perbedaan:
Persamaan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)
Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh.
Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau indeks elastisitas.
3 Konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro
1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang (Ec)
3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Kesimpulan
konsumen adalah seseorang yang memiliki pendapatan yang dipergunakan untuk membeli barang kebutuhan. sedangkan perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan seseorang individu atau kelompok dan organisasi dalam mendapatkan atau mengunakan produk. terdapat dua teori pendekatan perilaku konsumen yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal. perilaku konsumen ini sangat didasari dengan motivasi, dan kebutuhan konsumen itu sendiri.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen:
Kekuatan Sosial Budaya, Budaya, Kekuatan Faktor Psikologis, Faktor Sikap Dan Keyakinan, Konsep Diri
Status / Penghargaan yang diberikan oleh masyarakat
Ada 2 faktor :
1). Faktor - Faktor Pribadi :
a. Umur dan Tahap daur Hidup
b. Pekerjaan
c. Situasi Ekonomi
d. Gaya Hidup
e. Kepribadian dan Konsep diri
2). Faktor Faktor Psikologi
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pengetahuan
d. Keyakinan dan sikap
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen
http://www.anneahira.com/artikel-umum/perilaku-konsumen.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/perilaku-konsumen-dan-produse/
http://irwan.ndaru.staff.gunadarma.ac.id/BAB+II+TINJAUAN+PUSTAKA+PHK.doc
http://kumpulantugasekonomi.blogspot.com/2010/02/makalah-perilaku-konsumen-memahami.html
http://nurfaizinbenny.blogspot.com
Minggu, 09 Oktober 2011
METODE RISET 3
Analisis pengaruh kualitas pelayanan dan harga produk terhadap loyalitas pengguna provider Esia dikalangan mahasiswa Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen
Disusun oleh :
Feril Ferdian
2011
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kemajuan teknologi dibidang jasa khususnya jasa telekomunikasi di Indonesia semakin pesat. Hal ini dilihat dari semakin banyaknya jumlah operator telepon selular yang ada saat ini. Saat ini terdapat beberapa operator seluler swasta seperti Telkomsel, Satelindo, Indosat, Excelcomindo, serta operator-operator lainnya.
PT. Bakrie Telecom Tbk. Esia merupakan operator telekomunikasi yang berbasis teknologi CDMA 2000 1x dengan layanan limited mobility, yaitu layanan mobilitas jaringan tanpa kabel yang dibatasi dalam satu kode area. Esia dapat digunakan untuk melakukan semua panggilan, mulai panggilan lokal, interlokal maupun internasional.
Dalam bidang Telekomunikasi hal ini menjadi menarik karena pelanggannya banyak sekali, dan pelanggan tersebut selalu mencari operator seluler yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Pada dasarnya pelanggan mempunyai kecenderungan untuk tidak berpindah ke operator baru dengan berbagai pertimbangan, salah satunya adalah harga yang dikenakan di operator baru tersebut. Harga salah satu faktor yang paling dominan sebagai bahan pertimbangan mahasiswa gunadarma khususnya fakultas ekonomi manajemen. Karena mahasiswa sering melakukan kmunikasi melalui telepon selular. Oleh karena itu banyak yang memilih provider Esia yang tarifnya lebih murah dibandingkan provider lainnya.
B. Perumusan masalah
1. Apakah kualitas produk mempengaruhi loyalitas penguna provider Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen?
2. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas penguna provider Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kualitas produk terhadap loyalitas penguna provider Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen
2. Untuk mengetahui pengaruh tarif produk terhadap loyalitas loyalitas penguna provider Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen
Disusun oleh :
Feril Ferdian
2011
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kemajuan teknologi dibidang jasa khususnya jasa telekomunikasi di Indonesia semakin pesat. Hal ini dilihat dari semakin banyaknya jumlah operator telepon selular yang ada saat ini. Saat ini terdapat beberapa operator seluler swasta seperti Telkomsel, Satelindo, Indosat, Excelcomindo, serta operator-operator lainnya.
PT. Bakrie Telecom Tbk. Esia merupakan operator telekomunikasi yang berbasis teknologi CDMA 2000 1x dengan layanan limited mobility, yaitu layanan mobilitas jaringan tanpa kabel yang dibatasi dalam satu kode area. Esia dapat digunakan untuk melakukan semua panggilan, mulai panggilan lokal, interlokal maupun internasional.
Dalam bidang Telekomunikasi hal ini menjadi menarik karena pelanggannya banyak sekali, dan pelanggan tersebut selalu mencari operator seluler yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Pada dasarnya pelanggan mempunyai kecenderungan untuk tidak berpindah ke operator baru dengan berbagai pertimbangan, salah satunya adalah harga yang dikenakan di operator baru tersebut. Harga salah satu faktor yang paling dominan sebagai bahan pertimbangan mahasiswa gunadarma khususnya fakultas ekonomi manajemen. Karena mahasiswa sering melakukan kmunikasi melalui telepon selular. Oleh karena itu banyak yang memilih provider Esia yang tarifnya lebih murah dibandingkan provider lainnya.
B. Perumusan masalah
1. Apakah kualitas produk mempengaruhi loyalitas penguna provider Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen?
2. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas penguna provider Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kualitas produk terhadap loyalitas penguna provider Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen
2. Untuk mengetahui pengaruh tarif produk terhadap loyalitas loyalitas penguna provider Esia di Universitas Gunadarma fakultas ekonomi tingkat 3 jurusan S1 manajemen
Minggu, 02 Oktober 2011
Analisis Jurnal 2
Judul = Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel
Hipermarket di Depok
Pengarang = Raudhah Maria Ulfah
Tahun = 2008
Tema = kepuasan konsumen pada ritel hypermarket di Depok
Latar belakang = Industri Ritel yang tumbuh pesat dewasa ini merupakan hasil dari
meningkatnya beragam hasil produksi yang dikemas dan ditata dalam rupa yang yang lebih menarik, dan juga keperluan konsumen terhadap barang meningkat baik dalam kualitas maupun kuantitas. Ketatnya persaingan membuat pemasar sulit untuk bersaing dalam inovasi produk. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menyebabkan sesuatu hal baru dengan mudah akan dapat ditiru oleh orang lain, sehingga peranan layanan konsumenmenjadi penting.
Masalah = faktor apa saja yang dapat membentuk kepuasan konsumen
Tujuan = untuk mengetahui faktor pembentuk kepuasan konsumen
metodologi
• Data dan sampel
Data yang digunakan adalah data primer. Pengambilan sampel random dan jumlah sampel 100 orang.
• Alat dan analisi
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah kuisoner yang disebarkan pada konsumen hypermarket depok
• Model penelitian
Dengan menggunakan uji validitas, uji reabilitas, analisis korelasi, dan analisis faktor dengan alat analisis SPSS versi 11. Uji validitas data berfungsi mengetahui derajat ketepatan data dari hasil pengukuran sampel dengan konsep pengukuran. Uji realibilitas adalah alat untuk mengetahui derajat kehandalan data dari hasil pengukuran sampel yang berguna untuk melihat konsistensi pengukuran. Menurut Trinton P.B (2006: 248) apabila skala tersebut ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat dapat diinterprestasi seperti tabel berikut:
Tabel 1. Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai Apha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0.00 s.d 0.20 Kurang Reliabel
> 0.20 s.d 0.40 Agak Reliabel
> 0.40 s.d 0.60 Cukup Reliabel
> 0.60 s.d 0.80 Reliabel
> 0.80 s.d 1.00 Sangat Reliabel
• Variabel penelitian
Analisis Korelasi digunakan untuk mengetahui pola dan keeratan hubungan
antara dua atau lebih variabel. Pada prinsipnya, prosedur korelasi bertujuan untuk
mengetahui dua hal pada hubungan antar dua variabel:
1. Apakah kedua variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang signifikan.
2 Jika terbukti hubungan (korelasi) signifikan, kemudian dapat diketahui bagaimana
arah hubungan antara variabel dan seberapa kuat hubungan tersebut.
• Analisis dan hasil
komponen daya tanggap merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
• Rekomendasi dan implikasi
Daya Tanggap menunjukkan variabel yang paling mendominasi dalam membentuk kepuasan konsumen berbelanja pada ritel hipermarket di Depok, untuk variabel-variabel yang lain perlu adanya evaluasi dan peningkatan pelayanan yang telah disediakan agar pelayanan kualitas jasa yang disediakan pada ritel hypermarket diterima baik oleh konsumen.
Sumber :
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2008/Artikel_10204636.pdf
Judul = Kepuasan Pelanggan, niat kata dari mulut, dan niat pembelian kembali Sebuah eksplorasi empiris dari potensi efek pengukuran waktu
Pengarang = Magnus Söderlund
Tahun = 2000
Tema = Pengaruh waktu terhadap minat beli konsumen
Latar belakang masalah = Dalam dunia usaha khususnya yang bergerak dalam bidang Jasa kepuasan konsumen mungkin menjadi prioritas utama, topik ini sering dibicarakan dalam membuat usaha agar semakin lebih dipandang dan dikenal oleh masyarakat luas. Fenomena yang ada saat ini masih banyak perusahaan yang belum atau bahkan tidak memenuhi syarat kepuasan terhadap pelanggan,biasanya perusahaan tersebut masih dalam usaha kecil belum dalam skala besar. Bahkan hal ini tak pernah disadari bahwa hal tersebut yang menjadi faktor utama dalam pengembangan usaha mereka ke level yang lebih tinggi.
Masalah = untuk mengetahui apa saja dan faktor apa yang mungkin bisa mempengaruhi kepuasan mereka tehadap barang atau benda yang diinginkan.
Tujuan = untuk mngetahui sebarapa puas konsumen dengan barang yang dibelinya dan sebaliknya seberapa besar faktor yang dapat mengurangi ketidakpuasan konsumen atas barang yaqng dibelinya jika tidak sesuai dengan apa yang inginkan
Metodologi
• Data dan sampel
Pengambilan sampel secara random dengan jumlah sampel acak 1000 pelanggan dan sampel acak tersebut juga diberikan kuisoner untuk diisi.
• Model penelitian
Model penelitian menggunakan kepuasan pelanggan diukur dengan tiga item berikut untuk dinilai pada 7 – skala poin:”Jika Anda memasukkan semua aspek seperti penjualan, pelayanan, ekonomi, mobil itu sendiri, seberapa puaskah Anda dengan pembelian Anda”, ‘? “Secara keseluruhan, seberapa puaskah Anda dengan mobil Anda”(1 = sangat tidak puas, 7 = sangat puas)?, dan”Jika Anda berpikir tentang mobil yang sempurna untuk sendiri, seberapa dekat ideal ini adalah mobil yang Anda telah membeli ”(1 = sangat jauh, 7 = sangat dekat)?. Sebuah analisis reliabilitas menunjukkan bahwa konsistensi internal yang tinggi (Cronbach’s alpha = 0,85). Rerata unweighted tanggapan kepada tiga item digunakan sebagai ukuran kepuasan pelanggan. Firman-niat mulut diukur dengan item “Jika seorang teman akan membeli mobil baru, seberapa besar kemungkinan itu bahwa Anda merekomendasikan (nama merek)?”, Sementara niat pembelian kembali diukur dengan aset tersebut “Berapa besar kemungkinan itu bahwa Anda membeli (nama merek) pada saat Anda membutuhkan mobil baru? (1 = tidak sama sekali mungkin, 7 = sangat mungkin).
Analisis dan hasil = Penelitian ini, berurusan dengan jarang dibeli tahan lama baik dari jenis pengalaman dan tingkat keterlibatan, menunjukkan bahwa waktu yang telah berlalu antara pembelian dan pengukuran tidak berpengaruh besar pada a) tingkat kepuasan pelanggan, maksud niat mulut dan niat pembelian kembali, dan b) hubungan antara variabel-variabel ini. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak perlu untuk analis khawatir banyak tentang waktu-efek-pengukuran.
Sumber = http://pandji99.wordpress.com/2010/11/26/translate-jurnal-perilaku-konsumenmodel-kepuasan-pelanggan/
Judul = Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Kesetian Merek
(Studi Kasus Restoran The Prime Steak & Ribs Surabaya)
Pengarang = Hatane Samuel
Foedjiawati
Tema = kepuasan konsumen terhadap kesetiaan merk
Latar belakang =Masyarakat modern ditandai dengan aktivitas kerja yang tinggi serta adanya kesempatan yang sama untuk dapat bekerja bagi setiap orang yang mempunyai kompetensi tanpa diskriminasi. Aktivitas tersebut berdampak pada semakin banyak wanita pekerja atau karir yang menghabiskan waktu di luar rumah, sehingga kesulitan dalam menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga termasuk menyediakan makanan bagi keluarga. Kelompok keluarga dengan ekonomi cukup, cenderung memilih makan di luar rumah dengan memilih tempat restoran atau cafe, selain cita rasanya lebih enak juga banyak sekali aneka menu yang ditawarkan, serta suasana yang menyenangkan. Surabaya sebagai kota metropolitan memiliki fasilitas untuk kondisi seperti yang disebutkan di atas. Bisnis makanan di Surabaya masih memberikan peluang bagi para pengusaha restoran.
Masalah = bagaimana tingkat kesetiaan pelanggan terhadap kepuasan mereka?
Tujuan = untuk mengetahui tingkat kesetiaan pelanggan kepuasan mereka
Metodologi
• Data dan sampel
Data diambil secara random sebanyak 110 sampel. Data diperoleh melalui kuesioner yang dijawab responden terhadap pernyataan yang dibuat tentang kesetiaan produk dan kepuasan konsumen. Skala pengukuran yang dilakukan adalah semantic differensial scale (diukur dalam 5 point skala 1= sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4= setuju, 5 = sangat setuju), skala pengukuran ini kemudian ditransformasi kedalam skala Likert yang telah memenuhi skala pengukuran interval.
• Alat dan analisis
Menggunakan penyebaran kuisoner melalui konsumennya kemudian dianalisis
• Model penelitian
Model statistika yang dipakai untuk menyatakan hubungan kausal antar kedua variabel di atas adalah model regresi berganda ; Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + ε .
• Variabel penelitian
Variabel tidak bebas (Y) adalah kesetiaan merek yang diukur melalui atribut, habitual behaviour, switching cost, liking of the brand, dan commitment. Variabel bebas (X) adalah kepuasan konsumen yang dikelompokkan menjadi X1 = Attributes related to the product, X2 = Attributes related to the service, X3 = Attributes related to the purchase.
• Analisis dan hasil
Berdasarkan data di atas maka dapat dikatakan bahwa model hubungan kausalyang dibangun dengan model regresi berganda; Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + ε . dapat terjelaskan dengan baik, terlihat dari angka significan (F = 34.704 atau p =0.000), artinya kemampuan variabel kepuasan mampu menjelaskan variabel kesetiaan merek dari dalam model untuk restoran The Prime Steak & Ribs sudah baik yang dapat nampak dari nilai koefisien determinasi R2 = 52.03 % , artinya kemampuan kepuasan konsumen dalam menjelaskan keragaman kesetian merek dari dalam model sebesar 52.03%, sedangkan faktor lain yang tidak teramati namun dapat mempengaruhi kesetian merek restoran ini sebesar 47,97%.
• Rekomendasi dan implikasi
kesimpulan :
1. Kepuasan konsumen yang dijelaskan oleh Attributes related to the product, Attributes related to the service, Attributes related to the purchase di The Prime Steak & Ribs mendapat penilaian yang cenderung baik, walaupun terdapat beberapa atribut yang mendapat penilaian kurang baik.
2. Kepuasan konsumen untuk beberapa atribut masih mempunyai variasi penilaian yang tinggi, hal ini tentu berkaitan dengan segmentasi konsumen yang berbeda dengan tuntutan pelayanan yang berbeda pula.
Saran :
1. Dilihat dari variasi penilaian kepuasan konsumen, maka sangat dimungkinkan untuk restoran melakukan stimuli yang dapat menaikan kesetian konsumen, hal ini juga didukung oleh pengaruh positip antara kepuasan konsumen dengan kesetian merek pada penelitian ini.
Sumber :
http://www.saracmiller.com/Pengaruh-Kepuasan-Konsumen-Terhadap-Kesetian-Merek-(Studi-Kasus-...#
Hipermarket di Depok
Pengarang = Raudhah Maria Ulfah
Tahun = 2008
Tema = kepuasan konsumen pada ritel hypermarket di Depok
Latar belakang = Industri Ritel yang tumbuh pesat dewasa ini merupakan hasil dari
meningkatnya beragam hasil produksi yang dikemas dan ditata dalam rupa yang yang lebih menarik, dan juga keperluan konsumen terhadap barang meningkat baik dalam kualitas maupun kuantitas. Ketatnya persaingan membuat pemasar sulit untuk bersaing dalam inovasi produk. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menyebabkan sesuatu hal baru dengan mudah akan dapat ditiru oleh orang lain, sehingga peranan layanan konsumenmenjadi penting.
Masalah = faktor apa saja yang dapat membentuk kepuasan konsumen
Tujuan = untuk mengetahui faktor pembentuk kepuasan konsumen
metodologi
• Data dan sampel
Data yang digunakan adalah data primer. Pengambilan sampel random dan jumlah sampel 100 orang.
• Alat dan analisi
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah kuisoner yang disebarkan pada konsumen hypermarket depok
• Model penelitian
Dengan menggunakan uji validitas, uji reabilitas, analisis korelasi, dan analisis faktor dengan alat analisis SPSS versi 11. Uji validitas data berfungsi mengetahui derajat ketepatan data dari hasil pengukuran sampel dengan konsep pengukuran. Uji realibilitas adalah alat untuk mengetahui derajat kehandalan data dari hasil pengukuran sampel yang berguna untuk melihat konsistensi pengukuran. Menurut Trinton P.B (2006: 248) apabila skala tersebut ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat dapat diinterprestasi seperti tabel berikut:
Tabel 1. Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai Apha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0.00 s.d 0.20 Kurang Reliabel
> 0.20 s.d 0.40 Agak Reliabel
> 0.40 s.d 0.60 Cukup Reliabel
> 0.60 s.d 0.80 Reliabel
> 0.80 s.d 1.00 Sangat Reliabel
• Variabel penelitian
Analisis Korelasi digunakan untuk mengetahui pola dan keeratan hubungan
antara dua atau lebih variabel. Pada prinsipnya, prosedur korelasi bertujuan untuk
mengetahui dua hal pada hubungan antar dua variabel:
1. Apakah kedua variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang signifikan.
2 Jika terbukti hubungan (korelasi) signifikan, kemudian dapat diketahui bagaimana
arah hubungan antara variabel dan seberapa kuat hubungan tersebut.
• Analisis dan hasil
komponen daya tanggap merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
• Rekomendasi dan implikasi
Daya Tanggap menunjukkan variabel yang paling mendominasi dalam membentuk kepuasan konsumen berbelanja pada ritel hipermarket di Depok, untuk variabel-variabel yang lain perlu adanya evaluasi dan peningkatan pelayanan yang telah disediakan agar pelayanan kualitas jasa yang disediakan pada ritel hypermarket diterima baik oleh konsumen.
Sumber :
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2008/Artikel_10204636.pdf
Judul = Kepuasan Pelanggan, niat kata dari mulut, dan niat pembelian kembali Sebuah eksplorasi empiris dari potensi efek pengukuran waktu
Pengarang = Magnus Söderlund
Tahun = 2000
Tema = Pengaruh waktu terhadap minat beli konsumen
Latar belakang masalah = Dalam dunia usaha khususnya yang bergerak dalam bidang Jasa kepuasan konsumen mungkin menjadi prioritas utama, topik ini sering dibicarakan dalam membuat usaha agar semakin lebih dipandang dan dikenal oleh masyarakat luas. Fenomena yang ada saat ini masih banyak perusahaan yang belum atau bahkan tidak memenuhi syarat kepuasan terhadap pelanggan,biasanya perusahaan tersebut masih dalam usaha kecil belum dalam skala besar. Bahkan hal ini tak pernah disadari bahwa hal tersebut yang menjadi faktor utama dalam pengembangan usaha mereka ke level yang lebih tinggi.
Masalah = untuk mengetahui apa saja dan faktor apa yang mungkin bisa mempengaruhi kepuasan mereka tehadap barang atau benda yang diinginkan.
Tujuan = untuk mngetahui sebarapa puas konsumen dengan barang yang dibelinya dan sebaliknya seberapa besar faktor yang dapat mengurangi ketidakpuasan konsumen atas barang yaqng dibelinya jika tidak sesuai dengan apa yang inginkan
Metodologi
• Data dan sampel
Pengambilan sampel secara random dengan jumlah sampel acak 1000 pelanggan dan sampel acak tersebut juga diberikan kuisoner untuk diisi.
• Model penelitian
Model penelitian menggunakan kepuasan pelanggan diukur dengan tiga item berikut untuk dinilai pada 7 – skala poin:”Jika Anda memasukkan semua aspek seperti penjualan, pelayanan, ekonomi, mobil itu sendiri, seberapa puaskah Anda dengan pembelian Anda”, ‘? “Secara keseluruhan, seberapa puaskah Anda dengan mobil Anda”(1 = sangat tidak puas, 7 = sangat puas)?, dan”Jika Anda berpikir tentang mobil yang sempurna untuk sendiri, seberapa dekat ideal ini adalah mobil yang Anda telah membeli ”(1 = sangat jauh, 7 = sangat dekat)?. Sebuah analisis reliabilitas menunjukkan bahwa konsistensi internal yang tinggi (Cronbach’s alpha = 0,85). Rerata unweighted tanggapan kepada tiga item digunakan sebagai ukuran kepuasan pelanggan. Firman-niat mulut diukur dengan item “Jika seorang teman akan membeli mobil baru, seberapa besar kemungkinan itu bahwa Anda merekomendasikan (nama merek)?”, Sementara niat pembelian kembali diukur dengan aset tersebut “Berapa besar kemungkinan itu bahwa Anda membeli (nama merek) pada saat Anda membutuhkan mobil baru? (1 = tidak sama sekali mungkin, 7 = sangat mungkin).
Analisis dan hasil = Penelitian ini, berurusan dengan jarang dibeli tahan lama baik dari jenis pengalaman dan tingkat keterlibatan, menunjukkan bahwa waktu yang telah berlalu antara pembelian dan pengukuran tidak berpengaruh besar pada a) tingkat kepuasan pelanggan, maksud niat mulut dan niat pembelian kembali, dan b) hubungan antara variabel-variabel ini. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak perlu untuk analis khawatir banyak tentang waktu-efek-pengukuran.
Sumber = http://pandji99.wordpress.com/2010/11/26/translate-jurnal-perilaku-konsumenmodel-kepuasan-pelanggan/
Judul = Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Kesetian Merek
(Studi Kasus Restoran The Prime Steak & Ribs Surabaya)
Pengarang = Hatane Samuel
Foedjiawati
Tema = kepuasan konsumen terhadap kesetiaan merk
Latar belakang =Masyarakat modern ditandai dengan aktivitas kerja yang tinggi serta adanya kesempatan yang sama untuk dapat bekerja bagi setiap orang yang mempunyai kompetensi tanpa diskriminasi. Aktivitas tersebut berdampak pada semakin banyak wanita pekerja atau karir yang menghabiskan waktu di luar rumah, sehingga kesulitan dalam menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga termasuk menyediakan makanan bagi keluarga. Kelompok keluarga dengan ekonomi cukup, cenderung memilih makan di luar rumah dengan memilih tempat restoran atau cafe, selain cita rasanya lebih enak juga banyak sekali aneka menu yang ditawarkan, serta suasana yang menyenangkan. Surabaya sebagai kota metropolitan memiliki fasilitas untuk kondisi seperti yang disebutkan di atas. Bisnis makanan di Surabaya masih memberikan peluang bagi para pengusaha restoran.
Masalah = bagaimana tingkat kesetiaan pelanggan terhadap kepuasan mereka?
Tujuan = untuk mengetahui tingkat kesetiaan pelanggan kepuasan mereka
Metodologi
• Data dan sampel
Data diambil secara random sebanyak 110 sampel. Data diperoleh melalui kuesioner yang dijawab responden terhadap pernyataan yang dibuat tentang kesetiaan produk dan kepuasan konsumen. Skala pengukuran yang dilakukan adalah semantic differensial scale (diukur dalam 5 point skala 1= sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4= setuju, 5 = sangat setuju), skala pengukuran ini kemudian ditransformasi kedalam skala Likert yang telah memenuhi skala pengukuran interval.
• Alat dan analisis
Menggunakan penyebaran kuisoner melalui konsumennya kemudian dianalisis
• Model penelitian
Model statistika yang dipakai untuk menyatakan hubungan kausal antar kedua variabel di atas adalah model regresi berganda ; Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + ε .
• Variabel penelitian
Variabel tidak bebas (Y) adalah kesetiaan merek yang diukur melalui atribut, habitual behaviour, switching cost, liking of the brand, dan commitment. Variabel bebas (X) adalah kepuasan konsumen yang dikelompokkan menjadi X1 = Attributes related to the product, X2 = Attributes related to the service, X3 = Attributes related to the purchase.
• Analisis dan hasil
Berdasarkan data di atas maka dapat dikatakan bahwa model hubungan kausalyang dibangun dengan model regresi berganda; Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + ε . dapat terjelaskan dengan baik, terlihat dari angka significan (F = 34.704 atau p =0.000), artinya kemampuan variabel kepuasan mampu menjelaskan variabel kesetiaan merek dari dalam model untuk restoran The Prime Steak & Ribs sudah baik yang dapat nampak dari nilai koefisien determinasi R2 = 52.03 % , artinya kemampuan kepuasan konsumen dalam menjelaskan keragaman kesetian merek dari dalam model sebesar 52.03%, sedangkan faktor lain yang tidak teramati namun dapat mempengaruhi kesetian merek restoran ini sebesar 47,97%.
• Rekomendasi dan implikasi
kesimpulan :
1. Kepuasan konsumen yang dijelaskan oleh Attributes related to the product, Attributes related to the service, Attributes related to the purchase di The Prime Steak & Ribs mendapat penilaian yang cenderung baik, walaupun terdapat beberapa atribut yang mendapat penilaian kurang baik.
2. Kepuasan konsumen untuk beberapa atribut masih mempunyai variasi penilaian yang tinggi, hal ini tentu berkaitan dengan segmentasi konsumen yang berbeda dengan tuntutan pelayanan yang berbeda pula.
Saran :
1. Dilihat dari variasi penilaian kepuasan konsumen, maka sangat dimungkinkan untuk restoran melakukan stimuli yang dapat menaikan kesetian konsumen, hal ini juga didukung oleh pengaruh positip antara kepuasan konsumen dengan kesetian merek pada penelitian ini.
Sumber :
http://www.saracmiller.com/Pengaruh-Kepuasan-Konsumen-Terhadap-Kesetian-Merek-(Studi-Kasus-...#
Langganan:
Postingan (Atom)