Selasa, 16 Oktober 2012

Smartphone Tingkatkan Prestasi Siswa Miskin Hingga 30% Smartphone tak selalu mengganggu aktivitas belajar-mengajar.




VIVAnews - Selama ini ponsel dilarang digunakan di dalam sekolah, atau setidaknya di dalam kelas. Ini dilakukan untuk mencegah agar para siswa tidak bermain game atau sibuk saling kirim SMS, sehingga mengganggu aktivitas belajar-mengajar.

Tapi tidak selamanya ponsel, terutama smartphone, menghambat aktivitas belajar-mengajar. Sebuah kampanye yang dilakukan Qualcomm's Wireless Reach Initiative kemudian berusaha untuk menghilangkan batas antara mereka yang punya dan tak punya akses internet.

Mengutip laman Mashable, setelah smartphone dibagikan ke para siswa dari keluarga kurang mampu, hasil ujian para siswa pun meningkat drastis. Ini karena para siswa itu dengan mudah berkomunikasi dengan kelompoknya dan memiliki akses informasi setiap saat.

"Tidak semua orang punya TV, PC, atau peralatan listrik. Tapi kami berusaha mendekati suatu titik di mana setiap orang punya akses internet," kata Peggy Johnson, Executive Vice President di Qualcomm Incorporated. "Jangkauan internet memang telah mencapai segala penjuru dunia," lanjutnya.

Mengakses internet dari perangkat mobile merupakan hal termudah, juga termurah. Dengan memiliki akses informasi dan kemampuan untuk mudah berkomunikasi, terbukti menjadi sarana untuk meningkatkan prestasi siswa.

"Di desa yang mungkin tak ada kelas atau guru, Anda mungkin bisa menggunakan tablet dan mulai memberikan instruksi atau pelatihan (mengakses) informasi. Sehingga tidak perlu lagi belajar di kelas," ucapnya.

Salah satu program Qualcomm ini dijalankan di North Carolina, AS, dan membantu sejumlah siswa meraih prestasi bagus. Sebelumnya, sekolah ini dikenal memiliki nilai jelek di matematika. Tapi dalam "Proyek K-Nect" ini, sejumlah siswa kelas 9 yang diberikan smartphone tercatat sangat terbantu. Dalam satu tahun, nilai rata-rata pun meningkat hingga 30 persen.

"Secara mendasar, tembok-tembok kelas seperti dirobohkan dan mereka mulai bisa berbagi ide sepanjang hari," tutur Peggy Johnson.

Dalam proyek ini, Qualcomm juga bekerja sama dengan sejumlah instansi pemerintahan, swasta, dan LSM lokal. Saat ini, Wireless Reach memiliki 73 program di 31 kota besar, yang ada di AS dan internasional. (umi)

sumber : Viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar